PDAM Kota Banjar Gerah, Minta Pelaksana Proyek Galian Jalan Bertanggung Jawab, Begini Alasannya

25 September 2021, 06:03 WIB
Kebocoran pipa distribusi air PDAM Tirta Anom Banjar akibat proyek galian jalan di Kota Banjar, baru-baru ini. /kabar-priangan.com/ D. Iwan/

KABAR PRIANGAN - Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Anom Kota Banjar seringkali merasa "dikambing hitamkan"  saat distribusi air bersih tak sampai ke sambungan rumah (SR) pelanggan di Kota Banjar selama ini.

Padahal menurut Dirut Perumdam Tirta Anom Banjar, E.Fitrah Nurkamilah, Jumat 24 September 2021, tidak mengalirnya air karena kebocoran pipa distribusi itu, bukan sepenuhnya kesalahan Perumdam Tirta Anom Banjar.

Menurutnya, ada juga kebocoran pipa itu karena keterlibatan pihak lain yang mengakibatkan air tak mengalir ke sejumlah pelanggan. Misalnya, kontraktor yang memiliki proyek galian jalan raya.

Baca Juga: Cerita Mistis Selama 6 Hari Hilang di Gunung Guntur, Gibran MengakuTak Pernah Bertemu Malam, Haus dan Lapar

"Otomatis, akibat bocor karena alat berat atau becko itu, aliran air dari Perumdam Tirta Anom terputus, tidak sampai ke SR pelanggan," ujarnya

Menurut dia, proses perbaikan kebocoran sampai air normal kembali mengalir itu, rata-rata diperlukan waktu 5 jam. Untuk perbaikannya sendiri sekitar 1 jam.

Akan tetapi katanya, lama atau sebentarnya proses perbaikan, sangat tergantung tingkat kerusakan. "Apakah rusak berat atau rusak ringan," ujarnya.

Baca Juga: Bripka Erik yang Memiliki Keterbatasan Fisik, Dapat Bantuan Motor ATV dari Polres Garut

Dijelaskan dia, jika perbaikan kebocoran itu sampai melebihi 3 jam. Misalnya saat perbaikan di jalur utama atau daerah kota itu, lamanya bisa mencapai seharian atau dua hari sampai air mengalir normal.

Lebih lanjut dia mengatakan, ketersediaan air itu adalah kebutuhan hajat hidup orang banyak dan menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas PDAM saja.

Karena itu pihaknya meminta kontraktor yang memiliki pekerjaan sekitar pipa PDAM, ikut menjaga keamanan pipa PDAM supaya tidak mengganggu distribusi air kepada pelanggan.

Baca Juga: Tangis Orang Tua yang Anaknya Hilang di Gunung Guntur: Cepat Kembali Nak, Kami Menunggumu di Sini!

Dia juga meminta kepada masyarakat untuk ikut mengawasi dan ikut mememelihara jaringan saluran air PDAM.

Jika ada sambungan air tidak mengalir, diharapkan masyarakat dapat memberikan informasi secepatnya. Terutama di daerah-daerah yang rawan pengerjaan proyek galian sekitar perpipaan milik PDAM.

"Takutnya ketika ada pekerjaan dan tidak berkoordinasi itu, saat ada pipa yang bocor, langsung ditutup dengan tak memperhatikan standar perbaikan yang benar. Jika hal ini sampai terjadi, maka pihak Perumdam akan kesulitan mencari titik kebocoran tersebut nantinya," ujarnya.

Baca Juga: Mengintip Kegiatan 'Hari Bersih-bersih Sedunia 2021' di SMPN 8 Kota Banjar

"Kerugian PDAM akibat pipa bocor, akibat proyek penggalian jalan atau berbagai macam proyek itu, per bulan itu bisa mencapai sekitar Rp5 juta sampai Rp100 jutaan. Besar kecilnya kerugian itu, tergantung besarnya kerusakan dan lamanya perbaikan," ujarnya.

Saat air tak mengalir, kerugian yang dialami Perumdam Tirta Anom selama ini, bukan hanya kerugian materil, namun ada kerugian imateril juga, dengan taruhan moral dan nama baik Perumdam Tirta Anom dimata para pelanggan.

"Intinya, saat perbaikan akibat kebocoran yang diakibatkan pekerjaan pihak lain, bukan hanya pelanggan dirugikan, tetapi kami, Perumdam seringkali merasa jadi korban, menjadi kambing hitam, dinilai pelayanan buruk oleh pelanggan dan lain-lain," ujarnya.

Baca Juga: Kapolres Banjar Tinjau Lokasi Kebakaran Pabrik Karet PTPN VIII Batulawang 

Lebih lanjut dia mengaku kecewa, saat ada kerusakan akibat pihak ketiga, pihak bersangkutan lambat bertanggung jawab, mengganti perbaikan.

Diakui Dirut Perumdam Tirta Anom, kebanyakan pihak ketiga dari pengerjaan itu, tidak menganggarkan untuk kerusakan yang berdampak terhadap pelayanan PDAM ke palanggan selama ini.

Akhirnya, dikatakan dia, ketika diminta memberikan nilai perbaikan yang harus diganti, mereka kesusahan dalam penggantiannya.

"Padahal dari pihak kita,  sudah sekooperatif mungkin untuk perbaikan itu. Jika mau mereka yg membetulkan juga tidak apa-apa, syaratnya sesuai standar PDAM," ujarnya.

Menurutnya, pihak pelaksana proyek banyak yang tidak mempertimbangkan kerugiaan moril yang dialami PDAM.

Baca Juga: Dampak Covid- 19 Angka Kemiskinan di Kota Banjar Naik 0,54 Persen

Seperti berbentuk komplain dari pelanggan akibat air tidak ada. Kemudian, pelanggan komplain air keruh setelah proses perbaikan. Semua komplain merasa terpusat ke PDAM saja selama ini.

"Saya mohon kepada setiap pelaksana pekerjaan di Kota Banjar, tolong dibuat perencanaan yang matang dan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait, supaya tak berdampak buruk khususnya ke PDAM," katanya.

Sementara itu, sejumlah masyarakat mengaku saat air tidak air mengalir, itu akibat dari hulu.

"Jika gitu, kami selaku pelanggan diharuskan ikut mengawasi dan menjaga piva distribusi air. Karena, saat air kosong, tak mengalir sangat merepotkan. Apalagi waktu pagi atau sore jelang waktu mandi," ujar Budi seorang pelanggan PDAM.***

 

 

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler