Menderita TBC dan Tunarungu, Bocah Yatim Piatu Terbaring Lemas di RSU Garut, Butuh Uluran Tangan Dermawan

13 Januari 2022, 20:16 WIB
Gintan Maryani, bocah yatim piatu berusia enam tahun yang kini terbaring di RSUD dr Slamet Garut akibat penyakit TBC yang dideritanya sejak lahir.* /Kabar-Priangan.com/Istimewa

KABAR PRIANGAN -  Nasib yang dialami Gintan Maryani tak seindah anak-anak lain yang seusia dengannya. Berusia masih sangat muda, bocah tersebut harus menjalani penderitaan yang memilukan.

Dalam usianya yang baru menginjak enam tahun, bocah perempuan ini sudah harus menjadi anak yatim piatu. Sutendi, ayahnya, meninggal saat Gintan masih berada dalam kandungan. Sedangkan sang ibu, Neni, juga meninggal dunia saat melahirkan Gintan pada tahun 2015.

Penderitaan yang dialami bocah warga Kampung Babakan Loa, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, ini tak cukup sampai di situ. Kini ia juga menderita penyakit tuberculosis (TBC) kronis, anemia, dan alat pendengarannya pun tidak berfungsi atau tunarungu.

Baca Juga: Ibu-ibu di Garut Menyambut Baik Tuntutan JPU Hukuman Mati dan Kebiri Kimia bagi Herry Wiryawan, Sampai Vonis!

"Sudah beberapa hari adik saya ini harus menjalani perawatan di Ruang Nusa Indah Bawah RSUD dr Slamet Garut setelah didiagnosa menderita penyakit TBC kronis," ujar Maulana Akbar (20), kakak kandung dari Gintan, Kamis 13 Januari 2022.

Karena sejak lahir Gintan sudah tak mempunyai lagi orangtua, tutur Maulana, sejak lahir itu pula Gintan dan dirinya akhirnya tinggal bersama kakek dan nenek mereka. Ginta sejak lahir sudah mengidap penyakit yang kian lama kian parah hingga kini harus dirawat di rumah sakit.

Mengingat kemampuan kakek dan neneknya yang sangat terbatas, diakui Maulana, kini hanya dirinyalah yang menjadi tumpuan Gintan agar bisa bertahan hidup.

Baca Juga: Tahun Ini Bakal Ada Seleksi 1200 PPPK di Pemkab Garut, Ini Diantaranya Formasi yang Dibutuhkan

Di sisi lain, dirinya pun belum memiliki pekerjaan sehingga ia terpaksa mengandalkan uang bantuan untuk kuliah yang didapatkannya dari program Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk memenuhi kebutuhan putri bungsu dari empat bersaudara itu.

"Ya karena tak ada sumber lain yang bisa saya gunakan, akhirnya terpaksa saya gunakan uang dari KIP yang saya dapatkan untuk jajan sehari-hari Gintan. Bagi saya, keperluan Gintan jauh lebih penting apalagi saat ini dia terbaring tak berdaya akibat penyakit yang dideritnya," katanya.

Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari lainnya, diakui Maulana, ia juga hanya mengandalkan bantuan-bantuan dari para tetangganya. Ia bersyukur atas perhatian para tetangganya sehingga mereka masih bisa bertahan hidup meski dengan segala keterbatasan yang mereka alami.

Baca Juga: Kasus Dugaan Penganiayaan Ekskul Pramuka SMAN 1 Ciamis, Mabicab Pramuka Ciamis: Saya Mengutuk Keras!

Maulana menyebutkan, dalam kondisi Gintan yang terbaring lemas di rumah sakit seperti sekarang, tingkat kebutuhan pun kian bertambah. Ia berharap ada pihak yang sudi membantu kesulitan yang tengah dihadapi saat ini, terutama untuk kebutuhan pengobatan Gintan.

Penderitaan Gintan ini juga sebelumnya sempat menjadi bahan perbincangan di media sosial. Hal ini menyusul adanya warga yang mengunggah foto Gintan disertai keterangan terkait kondisi kesehatannya yang dialami saat ini.

Open donasi melalui BCA atas nama Wawang Wulansari dengan Nomor Rekening 1481824406 atau BRI atas nama Shafa Salsabila Qatrunnada dengan Nomor Rekening 416201013596501.*



Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler