KABAR PRIANGAN - Kenaikan harga daging sapi yang terjadi saat ini, berimbas terhadap pedagang bakso selain tentunya terhadap ibu rumah tangga di Kota Tasikmalaya.
Pengrajin atau UKM bakso pun terpaksa mengurangi ukuran bakso produksinya agar tingkat kerugian biaya produksi tidak terlampau besar.
Selama ini, selain sebagai kota santri, Tasikmalaya dikenal juga dengan baksonya. Sepanjang jalan banyak ditemukan pedagang bakso. Bahkan di pusat perbelanjaaan dan pusat kota Tasikmalaya, pedagang bakso berjejer dengan beragam khasnya.
Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Priangan Timur dan Sekitarnya, Kamis 3 Maret 2022
Kenaikan harga daging sapi memukul pedagang bakso. Terutama pedagang keliling yang sangat merasakan dampaknya. Jika dalam kurun waktu sebulan ke depan harga daging tidak kunjung normal kembali, pengrajin bakso akan menaikan harga bakso buatannya.
Tentunya kenaikan harga juga akan diikuti para pedagang bakso.
Salah satu pengelola pabrik bakso Eco, Ega Fauzan, mengatakan, kenaikan harga daging sapi saat ini dirasa cukup berat. Pasalnya selain badai pandemi Covid 19 belum usai, diiringi juga kenaikan harga bahan baku lainnya termasuk gas elpiji.
Baca Juga: Bupati Siapkan Acara Spesial Untuk Kaum Jomlo di Sumedang, Apa Itu?
"Ini sangat berat sebagai UKM atau industri rumahan bakso yang bertumpu pada daging sapi. Selain itu, bahan baku lainnya juga naik," katanya, Kamis 3 Maret 2022.
Meski harga terus merangkak naik, usaha yang dikelolanya itu tetap berproduksi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya. Selama ini dalam sehari bisa menghabiskan daging sapi 200 sampai 250 kilogram.
Tapi kualitas dan cita rasa bakso yang diproduksinya tetap tidak berubah. "Hanya saja ukuran bakso agak dikurangi," katanya.
Baca Juga: Ikuti Terus Layangan Putus dan Putri Untuk Pangeran. Simak Jadwal Acara RCTI Kamis, 3 Maret 2022
Sementara itu harga daging sapi di pasaran saat ini mencapai Rp130.000 sampai Rp140.000 per kilogram. Biasanya harga dikisaran Rp100.000 sampai Rp110.000 per kilogram.
Salah satu pedagang bakso keliling, Santoso, menyebutkan hal senada. Menurutnya, kenaikan harga daging sapi dirasa sangat berat. Sebab, jika satu mangkok bakso yang dijualnya naik biasanya pembeli akan komplain.
"Jika dikurangi jumlah dan ukuran bakso terkadang pembeli protes. Meski mereka tetap membeli bakso, namun ada kekecewaan yang dirasakan pembeli," ujar Santoso.
Selain daging sapi, keresahan dan keluhan harga bahan baku lainnya juga merangkak naik. Padahal ekonomi yang sulit dan belum pulih akibat pandemi Covid 19.
"Tentu kami berharap harga-harga kembali stabil, jangan segalanya mahal terutama harga daging sapi karena itu sebagai bahan baku utama bakso," ujarnya.*