Kapan Puasa Nisfu Syaban 2022? Bolehkan Puasa Sunah Setelah Nisfu Syaban? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad

16 Maret 2022, 11:49 WIB
Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang keutamaan puasa di Bulan Syaban /DOK PR.com/

KABAR PRIANGAN - Nisfu Syaban adalah salah satu waktu yang dimuliakan oleh Allah. Di saat Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan memperbanyak ibadah, salah satunya puasa. Tak heran, banyak yang bertanya, kapan puasa Nisfu Syaban 2022?

Nisfu Syaban jatuh pada pertengahan Bulan Syaban. Maka, Nisfu Syaban ini jatuh pada tanggal 15 Syaban. Jika melihat kalender masehi tahun 2022, maka Nisfu Syaban jatuh pada saat hari Jumat, 18 Maret 2022.

Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS), Nisfu Syaban tahun ini terdapat dua keistimewaan. Selain keistimewaan karena Nisfu Syaban-nya sendiri, juga karena bertepatan dengan hari Jumat, yaitu rajanya hari.

Baca Juga: Gempabumi di Pantai Selatan Cianjur Magnitudo 5,5 Diupdate BMKG Menjadi M5,3

“Hari Jumat adalah Sayidul Ayam. Rajanya hari. Ini hari yang istimewa, sehingga kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah,” kata Ustadz Abdul Somad.

Salah satu amalan yang dianjurkan dilakukan pada Bulan Syaban adalah memperbanyak puasa.

Puasa Nisfu Syaban bisa dibarengkan dengan puasa ayamul Bidh, yaitu puasa di pertengahan bulan, dimulai dari tanggal 13, 14 dan 15.

Baca Juga: Tak Ikut Parade di Jakarta, Juara Dunia MotoGP 2021 Ini Lebih Pilih Bersantai di Mandalika

Ustadz Abdul Somad menjelaskan, di Bulan Syaban ini adalah bulan yang paling banyak rasulullah menjalankan ibadah puasa.

“Yang meriwayatkannya orang yang tidur sekamar, serumah sama nabi. Yang tahu nabi makan atau tak makan. Siapa dia? Dialah Aisah RA,” kata Abdul Somad.

Aisyah mengatakan, “Kaana Rosululloh Shallallahu Alaihi Wasallam, ya syumu syaban kullahu”.

Baca Juga: Persib Bandung dan Bali United pernah Dikalahkan Tim Bajul Ijo, Akankah Persebaya Jadi Penentu Juara?

“Nabi pernah puasa bulan Syaban secara penuh. Tapi tidak tiap tahun. Pernah. Itulah dalil kalau nanti ada orang puasa sebulan penuh di bulan Syaban, maka boleh. Dalilnya tadi,” kata Ustad Abdul Somad.

UAS menjelaskan, ada dua alasan kenapa Rasulullah mengistimewakan Bulan Syaban. Pertama, karena banyak orang yang melupakan Bulan Syaban.

“Bulan Rajab karena termasuk Bulan haram, banyak orang beribadah di bulan ini. Begitu  pun dengan Ramadan. Nah, bulan Syaban yang berada di antara Rajab dan Ramadan ini banyak dilupakan banyak orang,” katanya.

Baca Juga: Viral Kuis Bumi di Google, Begini cara Mainnya dan Temukan Sifat Serta Kepribadianmu

Menurut UAS, ibadah yang dilakukan saat banyak orang yang melupakannya, nilai ibadahnya menjadi tinggi dan istimewa.

Alasan yang kedua, karena di Bulan Syaban ini catatan amal umat manusia diangkat. Rasulullah bersabda, “Aku ingin saat amalanku diangkat, aku dalam keadaanb berpuasa”.

Namun mengenai puasa di Bulan Syaban ini, Ustadz Abdul Somad mengingatkan agar kita tidak melakukan puasa sunah setelah nisfu Syaban.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 24 akan Dibuka, Pastikan Anda Cocok dengan Kriteria Ini!

“Kalau kita sengaja berpuasa setelah Nisfu Syaban, itu tidak boleh,” kata Ustadz Abdul Somad.

Namun menurutnya, hal inipun ada pengecualiannya, yaitu bagi wanita yang membayar utang puasanya dan juga bagi mereka yang sudah terbiasa rutin puasa-puasa sunat, seperti puasa sunat senin kamis dan juga puasa Nabi Daud.

“Bagi wanita yang masih punya utang puasa, maka boleh membayarnya setelah nisfu syaban,” kata UAS.

Baca Juga: Indra Kenz dan Doni Salmanan Ditetapkan Sebagai Tersangka, Total Aset yang Disita Senilai Rp100 Miliar Lebih

Begitu pun bagi yang rutin puasa Senin Kamis dan Puasa Nabi Daud, maka boleh terus menjalankan rutinitasnya, walau setelah nisfu syaban.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler