Penjualan Sayuran di Pasar Kota Tasikmalaya Jelang Ramadan 1443 H Menurun, Dampak Harga Minyak Goreng Mahal

28 Maret 2022, 20:11 WIB
Situasi pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya menjelang Ramadan 1443 H mulai ramai, Senin 23/3/ Maret 2022. Namun sejumlah pedagang mengakumenjelang Ramadan tahun ini penjualan menurun sebagai dampak mahalnya harga minyak goreng.* /Kabar-Priangan.com/istimewa

KABAR PRIANGAN - Mahalnya harga minyak goreng di pasaran ternyata berdampak terhadap penjualan komoditas pasar lainnya menjelang Ramadan tahun ini. Padahan biasanya, saat akan memasuki Ramadan, penjualan sejumlah komoditas di pasar meningkat dibanding hari-hari biasa.

Salah satu yang terdampak mahalnya harga minyak goreng terjadi pada penjualan komoditas sayuran dan daging ayam di pasaran. Pantauan di Pasar Cikurubuk Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, Senin 28 Maret 2022,

banyak pedagang sayuran yang mengeluhkan penurunan omset penjualan dagangannya. Menurut para pedagang omset penjualan sayuran jelang Ramadan tahun ini jauh menurun dibanding tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya harga minyak goreng tidak melonjak luar biasa seperti tahun ini.

Baca Juga: Dua Hari, Kerugian Ditaksir Rp 1 Miliar Lebih, Akibat Longsor di 10 Titik di Kota Tasikmalaya

Salah satu alasannya, kata sejumlah pedagang, menurunnya omset dagangan mereka sebagai dampak dari mahalnya harga minyak goreng tahun ini.

"Ya salah satunya sebagai dampak dari tingginya harga minyak, sehingga seperti sayuran jenis kol dan kentang penjualannya menurun drastis," ujar Yeni (48) salah seorang penjual sayuran di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya.

Yeni mengatakan, selain untuk disayur, sayuran yang dirinya jual biasanya dimasak oleh masyarakat dengan cara digoreng. Karena saat ini harga minyak gorengnya mahal, jadi masyarakat banyak yang tidak memaksakan untuk memasak sayurannya dengan cara digoreng.

Baca Juga: Raih Juara 1 Nasional FASI 2022, Kepulangan Grup Nasyid TPA Al Hidayah Cipedes Tasikmalaya Disambut Meriah

Sehingga kondisi tersebut mengakibatkan banyak masyarakat yang tidak belanja sayuran yang dampaknya penyerapan sayuran oleh masyarakat dari pedagang pasar menurun.

"Ya karena kan sekarang harga minyak goreng masih sangat tinggi. Harga yang kemasan sangat mahal hampir Rp 50.000 per dua liter. Minyak curah juga masih mahal sekarang harganya antara Rp 19.000 hingga Rp 20.000 per kg," ujarnya.

Menurut Yeni, harga saturan seminggu jelang Ramadan tahun ini relatif masih landai. Hal itu karenapembeli berkurang. Hanya beberapa jenis sayuran saja yang harganya mulai mengalami kenaikan khsusnya sayuran jenis cabai.

Baca Juga: Wagub Jabar Imbau Orang Desa yang Ada di Kota untuk Balik ke Desa

Saat ini harga cabai merah di Pasar Cikurubuk dijual Rp 45.000 hingga Rp 50.000 per kg. Harga tersebut naik dibanding saat normal yang dijual Rp 30.000 per kg. Kenaikan yang cukup tinggi juga terjadi di harga cabai rawit domba yang kini harganya dijual Rp 55.000.

"Padahal sebelumnya harga cabai rawit cabe dijual Rp 40.000 per kg," kata Yeni.

Sedangkan untuk cabai hijau dijual Rp 25.000 per kg, kentang Rp 15.000 per kg, buncis Rp 10.000 per kg, bawang daun Rp 15.000 per kg, wortel Rp 10.000 per kg, dan
bawang putih juga bawang merah harganya Rp 30.000 per kg.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Antrean Minyak Goreng Masih Terjadi di Sumedang

Hal yang sama diakui Yayah (43) salah seorang penjual daging ayam di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Menurut Yayah, sejak minyak goreng mahal penjualan daging ayam mengalami penurunan.

Sebelum minyak goreng mahal rata-rata dirinya mampu menjual daging ayam hingga 50 kg per hari. Namun sejak beberapa minggu terakhir atau semenjak minyak goreng mahal, omset penjualannya menurun hingga 40 persen.

"Ya sekarang paling banyak juga saya bisa menjual 39.000 kg per hari. Banyak pelanggan yang kebanyakan pemilik rumah makan dan lenjual goreng yang mengurangi pembeliannya. Ya mungkin karrna minyak goreng mahal sehingga mereka mengurangi penjualannya," ujar Yayah.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler