Bupati Sumedang Ungkap Penyebab Banjir Bandang di Citengah

10 Mei 2022, 10:02 WIB
Bupati Sumedang menyatakan hasil assessment pihak terkait penyebab banjir bandang di Citengah pada rakor penanggulangan bencana di Kabupaten Sumedang. /kabar-priangan.com/DOK Humas/

KABAR PRIANGAN - Hasil assesment yang dilakukan Walhi Jawa Barat, BKSDA dan BPBD Kabupaten Sumedang menunjukkan bahwa penyebab banjir bandang di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan lebih disebabkan curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu yang cukup lama. 

Hal itu disampaikan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir pada Rakor penanggulangan bencana di Kabupaten Sumedang,  bertempat di Gedung Negara, Senin 9 Mei 2022.

"Hasil asessmentnya, banjir yang terjadi di Desa Citengah lebih disebabkan hujan yang sangat lebat dengan durasi cukup lama sehingga run off air banyak, ditambah adanya longsoran," ucapnya. 

Baca Juga: Profil Masjid Al Kamil dan Filosofi Menara Kujang Sapasang, Ikon Wisata Baru di Jatigede Sumedang

Bupati menjelaskan, Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipancar yang terdiri dari Sungai Cihonje, Sungai Citundun dan Sungai Citengah berasal dari hulu sungai yang berbeda. 

"Sungai Citundun dan Citengah hulunya di Cimanggung yakni sekitar Cigumentong. Sedangkan Sungai Cihonje hulunya di sekitar Cigorobog, Margawindu dan Cisoka. Jadi dari tiga sungai ini menyatu menjadi DAS Cipancar," katanya.

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Asessment ke lapangan, lanjut Bupati, diketahui adanya longsoran aliran sungai Citengah yakni 10 Kilometer ke arah Cimanggung tepatnya di Gunung Masjid Kareumbi dan adanya pohon tumbang sehingga menghalangi badan sungai. Begitu juga di sekitaran Sungai Cihonje ada longsoran dan pohon tumbang. 

Baca Juga: 6 Pejabat Eselon II Pemkab Sumedang Dibaiat, Bupati: Hindari Perbuatan Korupsi

"Kesimpulan yang disampaikan oleh Walhi dan BKSDA hampir sama dengan yang disampaikan oleh BPBD yakni penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi ditambah adanya longsoran yang menghalangi aliran sungai," tuturnya. 

Dikatakan Bupati, Pemkab Sumedang menyepakati untuk terus menghijaukan daerah-daerah hulu tersebut, termasuk lahan perkebunan di Margawindu. 

"Kaitan dengan Margawindu, sejak Tahun 2010 Pemkab telah mengajukan HPL supaya ada  payung hukum untuk menata dan menertibkan. Di sana sudah ada penggarapnya, sekitar 300 orang lebih. Di sisi lain, masyarakat penggarap pun mengajukan untuk proses redistribusi lahan," katanya. 

Baca Juga: Pencarian Warga Sumedang yang Tenggelam di Pantai Sayang Heulang Hingga Tengah Lautan

Menurut Bupati, penataan kawasan wisata di sekitar Margawindu akan diarahkan sesuai dengan kondisi alam, rencana tata ruang tata wilayah (RTRW) dan rencana induk pariwisata daerah agar tidak berdampak kepada hal-hal yang membahayakan. 

"Saat ini kami juga sudah membuat SK Bupati tentang Tim Mitigasi Bencana dan Pemulihan Ekonomi Citengah. Nanti tim ini yang akan menentukan tempat wisata buka atau tidaknya," jelasnya. 

Diantara pertimbangan tutup bukanya, lanjut Bupati, adalah pemenuhan standar keamanan dan keadaan cuaca. 

Baca Juga: Wabup Sumedang, Dukung Polda Jabar dalam Penyelidikan Banjir Bandang Citengah

"Jadi pada masa transisi sekarang, tempat wisata bisa buka dan bisa juga tutup sesuai dengan kondisi alam dan pengecekan lapangan dari Tim Transisi," katanya. 

Bupati juga menambahkan, karena jalur Citengah Margawindu merupakan Jalan Kabupaten, pihaknya akan melengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas, PJU dan keperluan lainnya. 

"Lebih dari itu, "early warning system" akan kami kembangkan dengan cara memakai IT dan juga pemantauan di lapangan.Ini ikhtiar kami untuk mengatasi persoalan bencana bencana ini," katanya. 

Baca Juga: Bencana Banjir Bandang Citengah Masuki Masa Transisi, Pemda Sumedang Siapkan Mitigasi Bencana di Objek Wisata 

Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penanganan banjir bandang di Desa Citengah. 

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah bersama-sama membantu penanganan banjir bandang di Desa Citengah, termasuk pencarian korban sehingga ditemukan," ujarnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler