Waspada! 29 Ribu Lebih Balita di Garut Saat ini Mengalami Stunting.

21 Juni 2022, 18:54 WIB
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman menyampaikan 29 ribu lebih balita di Garut saat ini mengalami stunting. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Tim Percepatan Stunting Kabupaten Garut menemukan sebanyak 29 ribu lebih balita di Garut saat ini mengalami stunting. 

Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah mengingat pengukuran dan penimbangan baru dilakukan terhadap 80 persen balita.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyebutkan adanya 29 ribu balita di Garut yang mengalami stunting berdasarkan pada laporan Tim Penanganan Stunting Kabupaten Garut hingga Selasa, 21 Juni 2022. 

Baca Juga: Ratusan Aktivis Pergerakan Lintas Generasi Berkumpul di Garut, Ada Apa?

Padahal saat ini, penimbangan dan pengukuran baru dilakukan terhadap 80 persen dari total balita yang ada di Garut sehingga kemungkinan jumlah balita yang stunting masih akan bertambah.

"Hingga hari ini, baru 80 persen dari total jumlah balita yang ada di Garut yang telah menjalani penimbangan dan pengukuran tinggi badan. 

Jika penimbangan dan pengukuran sudah dilakukan terhadap seluruh anak, mungkin jumlah balita yang stunting bisa bertambah lagi," ujar Helmi, Selasa, 21Juni 2022.

Baca Juga: Bangkitkan Film Nasional, Kemendikbudristek Gelar Nobar di Garut Selatan

Berdasarkan data dari TPPS Kabupaten Garut, tuturnya, jumlah balita yang sudah ditimbang hingga hari ini sebanyak 172.679 atau 80,1 persen dari total sasaran balita yang ditimbang sebanyak 215.615. Dari angka tersebut, balita yang mengalami stunting sebanyak 29.086 atau 16,8 persen.

Angka tersebut dinilai Helmi cukup tinggi sehingga hal ini harus menjadi perhatian semua pihak untuk penanganannya. 

Apalagi anggaran untuk penanganan stunting di Garut ini terbilang besar yakni mencapai sekitar Rp60 miliar.

Baca Juga: Cecep Pemilik Mushola Menangis di Depan Kapolres Garut

Sementara itu, diungkapkannya, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut saat ini baru bisa menyiapkan anggaran Rp3 miliar sehingga kekurangannya masih sangat besar. 

Helmi pun mengajak semua pihak untuk ikut berpartisipasi dalam upaya penanganan stunting di Garut termasuk dalam penyediaan makanan tambahan.

Menurutnya, penanganan masalah stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tapi juga pemerintah desa serta pihak ketiga. 

Baca Juga: Natsir Alwi Dilantik Sebagai Kepala Disdukcapil, Rudy: Garut Masih Darurat Layanan Publik

Oleh karenanya, dana desa bisa juga digunakan untuk penyediaan makanan tambahan sebagai upaya penanganan stunting.

"Sulit juga jika semuanya harus ditanggung oleh pemerintah daerah sehingga saya mengajak pemerintah desa juga menyisihkan anggaran dana desa untuk penanganan stunting ini. Selain itu, kami juga mengajak pihak ketiga dalam hal ini orang-orang mampu untuk ikut berpartisipasi dalam menyelamatkan anak-anak kita dari stunting," katanya. 

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, menambahkan, anggaran sebesar Rp60 miliar itu memang sangat diperlukan untuk melakukan berbagai upaya penanganan stunting. Yang paling mendesak yakni untuk program penyediaan makanan tambahan (PMT).  

Baca Juga: Di BWM Tersedia Burayot, Ongger Ketan, Kopi Garut dan Kuliner Khas Garut

Dikatakan Leli, saat ini di Dinas Kesehatan memang sudah disiapkan anggaran untuk penanganan stunting. Namun dibanding kebutuhan, anggaran yang tersedia saat ini masih sangat jauh dari memadai yakni baru ada Rp3 miliar yang berasal dari anggaran pokok dinas Rp1,5 miliar dan dari Bupati sebesar Rp1,5 miliar.

Jika hanya mengandalkan dari APBD, tentu sangat berat sehingga kita harus menyiasatinya dengan menggali partisipasi dari pihak swasta.  

Bantuan pihak swasta bisa dalam bentuk uang maupun makanan tambahan langsung asal sesuai dengan ketentuan, dengan kata lain tidak asal makanan. 

Baca Juga: Polda Jabar akan Tabur 7,5 Juta Ekor Benih Ikan di Situ Bagendit Garut

Masih menurut Leli, penanganan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan tapi ada juga sejumlah dinas lainnya yang juga mempunyai tanggung jawab. 

Hal ini dikarenakan stunting bisa disebabkan beberapa faktor, di antaranya sanitasi yang kurang baik atau persoalan air bersih.

Hal itulah tambah Leli yang menyebabkan anggaran penanganan stunting juga harus ada di beberapa adinas lain seperti PUPR dan Ketahanan Pangan.  

Baca Juga: Polda Jabar akan Tabur 7,5 Juta Ekor Benih Ikan di Situ Bagendit Garut

Bahkan ia menilai persoalan stunting sebetulnya harus melibatkan hampir seluruh dinas yang ada di Garut, tentunya dilihat dari sisi yang berbeda.

Lebih jauh ia menyatakan dinas lain bisa sifatnya memberikan dukungan baik dalam hal sarana prasarana maupun yang lainnya. 

Yang tak kalah pentingnya juga ada peranan pihak ketiga atau swasta yang saat ini tengah dicoba terus digali partisipasinya agar bisa berkontribusi terhadap upaya penanganan stunting yang angka kasusnya di Garut masih tinggi.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler