KABAR PRIANGAN - Mobilitas ribuan masyarakat di dua desa, yakni Desa Cayur dan Desa Sindangkasih, Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya kini terkendala akibat jembatan utama putus sejak tahun 2016.
Hingga kini, jembatan yang menghubungkan Desa Cayur dengan Desa Sindangkasih, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya tersebut belum juga diperabaiki oleh pemerintah.
Nahasnya, jembatan darurat berupa tanggul perlintasan yang dipersiapkan warga dan Karang Taruna setempat juga sudah seminggu ini tidak bisa dipergunakan akibat terendam aliran Sungai Cimedang.
Baca Juga: INGAT! Bagi yang Berqurban, Dilarang Potong Rambut dan Kuku pada 10 Hari Awal Dzulhijjah
Akibatnya, aktivitas mobilitas masyarat menjadi terganggu. Warga Tasikmalaya yang hendak menuju Cibubur, Pangandaran kini terhambat karena tak ada jembatan penyeberangan untuk melintasi Sungai Cimedang.
Sekretaris Desa Sindangasih, Kecamatan Cikatomas, Eris Nursamsi menjelaskan, pasca jembatan utama putus, maka warga membuat jembatan darurat yang dibuat dari pohon kelapa.
Jembatan tersebut satu-satunya akses warga Desa Sindangasih dan Desa Cayur untuk berinteraksi, baik untuk keperluan ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Namun seiring terjadinya hujan deras, air Sungai Cimedang meluap dan mengakibatkan jembata darurat yang dibuat warga ini terendam air sungai.
"Kalau jembatan utama, putusnya memang sejak 2016. Sejak saat itu kita bikin tanggul sebagai jembatan darurat agar kendaraan bisa melintas. Namun jembatan darurat pun seminggu ini tidak bisa dilalui, akibat curah hujan yang tinggi hingga membuat air sungai meluap," ujar Eris, Selasa 28 Juni 2022.
Terkadang, karena air sungai merendam jembatan darurat itu, warga harus menunggu air surut terlebih dahulu bila akan melewati jembatan itu.
Meski ada pula warga pemilik kendaraan yang memepertaruhkan resiko dan bahaya menyebrangi tanggul darurat. Hal ini mereka tempuh karena memang sudah tidak ada akses jalan lain untuk menyeberang.
"Kami harus menunggu air surut jam berapa pun bila akan melewati jembatan itu. Bahkan kemarin saya hingga jam 12 malam harus menunggu surut sepulang dari Pemkab Tasikmalaya," katanya.
Dirinya memaparkan, jika jembatan utama yang putus sebenarnya dibangun masih sangat baru, yakni pada tahun 2014.
Baca Juga: Agar Masih Bisa Menggunakan Pertalite 1 Juli Nanti, Begini Cara Daftarnya
Akan tetapi saat memasuki usia jembatan tiga tahun, jembatan tersebut malah putus. Putusanya jembatan diduga karena tiang penyangga di tengah ambrol diterjang arus air sungai.
Selama ini, pihak Desa Sindangasih dan Desa Cayur, kata dia, sudah beberapa kali mengajukan permohonan pembangunan kembali jembatan yang terputus.
Hanya saja mungkin karena belum ada anggaran, hingga kini belum terealisasi. Pihaknya sempat menerima kabar bahwa tahun 2021 akan ada pembangunan jembatan. Akan tetapi diundur ke tahun 2022. Dan terakhir katanya diundur kembali nanti di 2023.
Baca Juga: RI dan Inggris Sepakat untuk Intensifkan Kerjasama Bidang Energi Terbarukan dan Ketahanan Pangan
"Mudah-mudahan saja ada, karena memang itu merupakan jalan milik Kabupaten Tasikmalaya dan sangat dibutuhkan warga," ujar Eris.***