KABAR PRIANGAN - Jika berkunjung atau melintasi Kota Ciamis melewati jalan protokol, pasti akan melihat kawasan Masjid Agung Ciamis yang terletak di jantung kota tersebut.
Masjid Agung Ciamis berdekatan dengan gedung Pendopo Pemerintahan Daerah (pemda) Ciamis, gedung DPRD Ciamis, pusat kegiatan masyarakat Alun-alun Ciamis, dan beberapa kantor penting lainnya seperti Kantor Pos dan Telkom.
Masjid Agung Ciamis merupkan pusat kegiatan keagamaan di Kabupaten Ciamis, apalagi pada bulan Ramadhan 1444 H saat ini.
Ada banyak kegiatan yang diselenggarakan. Seperti yang dilansir oleh kabar-priangan.com dari akun Instagram @masjid_agungciamis, beberapa kegiatannya yaitu iftar jama’i atau makan bersama setelah berbuka selama bulan Ramadhan, pesantren kilat, lomba Pildacil dan mewarnai, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Masjid ini tidak pernah sepi pengunjung, karena berdekatan dengan pusat kegiatan masyarakat apalagi ketika waktu ngabuburit. Pada malam hari di sekitar masjid juga terdapat tenda-tenda tempat makan lesahan, seperti pecel lele dan angkringan.
Masjid Agung Ciamis tampak indah dan anggun, suasananya pun sejuk dan dingin dapat menentramkan hati pengunjung yang menyinggahinya.
Dilansir dari laman duniamasjid.islamic-center.or.id, masjid termegah, terbesar, dan bersejarah tersebut memiliki peranan penting dalam mensyiarkan nilai-nilai Islam bagi masyarakat di Ciamis.
Menurut sejarah, masjid tersebut dibangun pada tahun 1882, ketika Ciamis masih bernama Galuh dan dipimpin oleh Bupati Rd. A. A. Koesoemahdiningrat. Dan baru dapat diselesaikan pada tahun 1902 dibawah kepemimpinan Bupati Rd. A. A. Koesoemah Soebrata, yang tak lain adalah putra dari bupati sebelumnya.
Bentuk awal Masjid Agung Ciamis mengacu pada bentuk khas joglo, yakni atap berbentuk kerucut dengan tiga undakan bertingkat. Yang merupakan ciri khas masjid pada saat itu.
Hal tersebut tak lepas dari pengaruh Kerajaan Mataram, yang bercorak Islam-Jawa.
Pangeran Radjab merupakan arsitek pembangunan masjid tersebut, dibantu oleh ahli bangunan Alhari Joedanagara.
Bentuk Masjid Agung Ciamis yang dapat dilihat saat ini merupakan hasil lima kali renovasi yang signifikan. Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1902, dengan penambahan serambi dan memperluas halaman, sementara bentuk masjid tidak diubah.
Renovasi kedua terjadi pada tahun 1958 pada masa pemerintahan Bupati Rd.Yoesoef Suriasaputra, dengan pelaksana lapangan H. Juwinta. Terjadi beberapa perubahan yang mencolok.
Seperti perubahan bentuk kubah yang awalnya kerucut dengan material kayu, menjadi lengkungan berbahan seng.
Di bagian depan kanan dan kiri masjid dibuat menara berbentuk bulat yang juga terbuat dari seng.
Renovasi ketika dikerjakan pada tahun 1982 pada masa kepemimpinan Bupati Drs. H. Soejoed dan baru selesai pada masa pemerintahan Bupati H. Momon Gandhasasmita, S.H, yang menjadi renovasi tahap 4 pada tahun 1988.
Pada masa perombakan ini terjadi beberapa perubahan yang drastis. Kubah yang awalnya terbuat dari seng diganti beton dan dibuat lebih tinggi, lantai yang sebelumnya dari tembok semen diganti dengan keramik. Ruang depan yang awalnya tertutup menjadi terbuka.
Renovasi terakhir yaitu renovasi kelima pada tahun 2002 dibawah masa kepemimpinan Bupati Ciamis H. Oma Samita.
Terjadi perubahan besar-besaran. Yang paling mencolok adalah besar dan bahan kubah. Mulanya hanya ada satu kubah, kini ada empat, dari bahan fiberglass dan lebih tinggi dari sebelumnya.
Lantainya pun diganti dengan granit, dinding dilapis marmer, membuat suasana masjid menjadi sejuk. Selain itu ada penambahan corak atau ornamen lain pada dinding dan menara masjid.
Di bawah menara terdapat basement yang berfungsi sebagai ruang kantor, ruang rapat, perpstakaan, toilet, serta lorong bawah tanah yang menghubungkan basement dengan serambi.
Baca Juga: Wisata Kuliner di In Coffee Sumedang, Nikmati Pemandangan Tol Cisumdawu
Selain itu, lahan parkirnya pun lebih luas. Sebab gedung dakwah yang awalnya berada di samping masjid di pindahkan dan menjadi lahan parkir.***