Mahkota Binokasih Napak Tilas Ciamis, Bogor, dan Sumedang (2): Ikatan Keturunan 3 Daerah dari Kerajaan Galuh

13 Mei 2023, 20:55 WIB
Mahkota Binokasih diterima oleh Bupati Ciamis dari pihak Keraton Sumedang Larang di Pendopo Kabupaten Ciamis, Jumat 12 Mei 2023.*/kabar-priangan.com/Agus Pardianto   /

 

 

KABAR PRIANGAN - Setelah membutuhkan rentang waktu sekira 500 tahun barulah pada Kamis-Jumat 11-12 Mei 2023 Mahkota Binokasih dinapaktilaskan oleh pihak Kerajaan Sumedang Larang dari Kabupaten Sumedang.

"Karena dulu awalnya dari Kerajaan Galuh Pakuan, pihak Sumedang Larang ingin agar Mahkota Binokasih napak tilas ke Galuh Pakuan dan Pakuan Pajajaran. Keturunan Keraton Sumedang Larang yang rencananya datang komplet plus sejumlah pejabat Pemkab Sumedang," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis Budi Kurnia, SAg, MM, kepada kabar-priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan, Selasa 9 Mei 2023 malam.

Rincian waktunya, pada Kamis 11 Mei 2023 siang Mahkota Binokasih datang di Kompleks Astana Gede Kawali langsung dari Sumedang. Sampai malam hari mahkota berada di Paseban Astana Gede Kawali. Di lokasi tersebut selain Syawalan tepang sono silaturahmi warga Sumedang dan warga Ciamis, ada juga pagelaran budaya seperti dari Sumedang yang menghadirkan Tarawangsa. Pada malam harinya acara lebih khidmat dan ritus.

Baca Juga: Mahkota Binokasih Napak Tilas Ciamis, Bogor, dan Sumedang (1): Momen Bersejarah Tiga Daerah Setelah Lima Abad

Keesokan harinya, Jumat 12 Mei 2023 di lokasi yang berjarak sekira 1 Km dari Astana Gede, tepatnya di Alun-alun Kawali berlangsung prosesi Ngarak Pataka yakni mengarak lambang Kabupaten Ciamis sebagai lambang daerah bersamaan dengan kirab Mahkota Binokasih. Saat Pataka Ciamis disimpan di panggung utama Alun-alun Kawali, Mahkota Binokasih diberangkatkan dari Kawali menuju Panjalu untuk selanjutnya menuju Bogor.

Dari Kawali ke Panjalu kirab Mahkota Binokasih menggunakan berbagai kendaraan termasuk kendaraan pemerintah dan bus wisata Gatrik. Tiba di Panjalu, mahkota masuk Situ Lengkong. "Hal itu sekaligus untuk mengklarifikasi pantangan atau ada mitos selama ini yakni orang Sumedang tak boleh masuk Panjalu," ucap Budi.

Setelah dari Panjalu, Mahkota Binokasih dibawa menuju Istana Bogor. Rencananya yang menyerahkan selain dari Sumedang, pihak dari Ciamis adalah Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra, Kadisbudpar Budi Kurnia dan Kadispora Erwan Darmawan. Penyerahan dilakukan oleh wakil bupati karena berbagi tugas. "Pak Bupati pada malam sabtu ada acara di Kawali yakni Ngarak Pataka," ujar Budi.

Baca Juga: Konser Apik Dream Theater di Jakarta Tutup Rangkaian 'Top of The World Tour', Penonton Terpuaskan

Di Istana Bogor, Mahkota Binokasih akan diterima langsung oleh Wali Kota Bogor Bima Arya. Selama ini Istana Bogor merupakan Istana Presiden. "Sehingga jika Pak Presiden Joko Widodo kebetulan ada di lokasi itu pada Sabtu 12 Mei 2023, bisa jadi akan menyaksikan, ucap Budi.

Menginap di Bogor semalam, pada Sabtu 12 Mei 2023 Mahkota Binokasih dibawa lagi ke Sumedang. Selanjutnya pada Minggu 13 Mei 2023 rencannaya dikirabkan di Sumedang sekaligus disimpan kembali di tempat biasa. "Mahkota Binokasih tetap disimpan di Sumedang," ucap Budi.

Lambang Kabupaten Ciamis yang akan memperingati Hari Jadi ke-381 pada 12 Juni 2023 dan Kepala Disparbud Ciamis Budi Kurnia.*/kolase kabar-priangan.com/istimewa/dok. pribadi

Ditambahkan Budi, meski Mahkota Binokasih kembali ke Sumedang, namun paling tidak setelah 500 tahun kini aspek kesejarahan mahkota tersebut dibuka. "Dibuka ayeuna mah, sasakalana ti mana. Poin pentingnya kan itu, bahwa Mahkota Binokasih itu ternyata anu tiluan, mimitina ti Galuh, tuluy ka Bogor, ti Bogor ka Sumedang. Berarti punya ikatan kerabat serumpun yang kuat tiga daerah itu teh," ucap Budi.

Baca Juga: Hatur Nuhun Erwin Ramdani. Simak Profil dan Biodata Prajurit TNI AD Jebolan Akademi Persib Ini

Menurut Budi, kirab atau napak tilas Mahkota Binokasih ini digelar dalam rangka menyebarkan kedamaian di Tatar Sunda. "Bahwa ternyata Ciamis, Bogor, dan Sumedang merupakan satu keturunan dari Galuh. Saya seringberkelakar, karena pada era Prabu Siliwangi ada migrasi petinggi kerajaan bersama masyarakatnya dari Kawali ke Bogor, maka bisa jadi warga Bogor hari ini masih turunan warga Kawali Ciamis," kata Budi.***

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler