Korban Berisiko Jadi Pelaku, KPAID Minta Korban Pelecehan Seksual Anak di Garut Harus Didata

5 Juni 2023, 21:44 WIB
Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto meminta identifikasi data anak yang telah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru ngaji di Samarang, Garut harus dilakukan secara tuntas. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Identifikasi data anak yang telah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru ngaji di Samarang, Garut harus dilakukan secara tuntas. Hal ini penting agar anak yang menjadi korban bisa mendapatkan penanganan lebih lanjut guna mencegah hal yang tak diharapkan. 

Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, pihaknya mendorong pemerintah dan instansi terkait untuk mengidentifikasi anak-anak yang menjadi korban dalam kasus pelecehan seksual. Penanganan berkelanjutan terhadap korban penting dilakukan mengingat dampak yang sangat besar bagi mereka. 

Ia menyebutkan, penanganan bukan hanya untuk menghilangkan rasa trauma yang mereka alami sehingga mengganggu psikis mereka. Lebih dari itu, penanganan juga bertujuan agar korban tidak sampai menjadi pelaku ke depannya. 

Baca Juga: Bupati Sebut PNS Garut Maunya Hanya Minta Jabatan

"Anak yang menjadi korban pelecehan seksual berisiko menjadi pelaku ke depannya. Oleh karenanya pemerintah dan instans terkait harus benar-benar mel identifikasi korban," ujar Ato, Senin, 5 Juni 2023.

Proses identifikasi yang benar atau akurat dinilai Ato sangat penting agar tidak ada korban yang sampai tidak mendapatkan penanganan. Untuk mencegah agar nantinya korban tidak menjadi pelaku, maka penanganan pun harus dilakukan mulai dari hilir sampai ke hulu.

Disampaikannya, untuk bisa mendapatkan data yang akurat terkait korban, diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak. Keterlibatan dari berbagai pihak termasuk masyarakat dan keluarga sangat penting perannya dalam upaya penanganan korban pelecehan seksual anak.  

Baca Juga: Gempa Hari Ini di Pangandaran: Magnitudo 4,6 Dirasakan hingga Pameungpeuk Garut

Ato menyatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pemantauan dan pengawasan terkait kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru ngaji berinisial AS terhadap belasan santrinya.

Ia menilai respon Pemkab Garut melalui UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dalam upaya penanganan para korban cukup baik. 

"Kami juga mendengar Pak Bupati Garut telah membentuk tim penanggulangan trauma anak-anak untuk rehabilitasi, ini patut diapresiasi. Kami juga meminta stake holder terkait untuk betul-betul serius, karena diperlukan langkah konkret dan kerja sama semua pihak agar masalah ini tidak menjadi persoalan baru di kemudian hari," katanya. 

Baca Juga: Satpol PP Garut Amankan Ratusan Botol Miras dan Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal

Adanya kemungkinan korban pelecehan seksual bisa menjadi pelaku ke depannya sebagaimana diungkapkan Ato ini memang patut menjadi kekhawatiran semua. Karena berdasarkan pengakuan pelaku AS kepada polisi, dulu ia pernah menjadi korban pelecehan seksual. Pengalaman pahit yang dialaminya sewaktu ia masih kecil inilah yang diduga ia memiliki kelainan seksual sehingga tega mencabuli belasan anak-anak di bawah umur.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler