Legenda Gunung Layang dan Ceker Kidang Ciamis, Kisah Permaisuri yang Lupa Pesan Raja

12 Maret 2024, 17:34 WIB
Juru kunci Gunung Layang, Asep Gumelar didampingi Agus, Kasi Pembangunan Desa Cinyasag menjukan batu yang ada bekas ceker Kidang di Gunung Layang. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Salah satu legenda terkenal yang melingkupi Gunung Layang di antaranya tentang Prabu Raga Wahana seorang raja dari Kerajaan Galuh Pakuan dan Ceker Kidang. 

Legenda Gunung Layang dan Ceker Kidang, dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, menyimpan kisah legenda yang mempesona.

Terletak di Dusun Cirikip, Desa Cinyasag, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, gunung ini bukan hanya sebagai kawasan situs budaya yang memiliki panorama indah.

Baca Juga: Ditinggal Salat Tarawih, Maling Gasak Rumah di Banjarsari Ciamis

Tetapi juga sarat dengan mitos dan legenda yang melekat erat pada kehidupan masyarakat sekitar.

Juru kunci Gunung Layang, Asep Gumelar menuturkan dalam cerita yang telah berabad-abad lamanya, konon pada jaman dahulu, tersebar bahwa Kanjeng Prabu Rangga Wahana seorang raja dari Kerajaan Galuh Pakuan telah meletakan jabatannya, dan diserahkan pada putra beliau yaitu, Raja Muda yang sakti mandra guna. 

"Pada waktu itu beliau bermaksud akan bertapa di sebuah bukit sebelah utara Kerajaan Galuh Pakuan, pakaian yang akan beliau gunakan selama bertapa itu dibuatkan oleh permaisurinya dan harus selesai ditenun selambat-lambatnya dalam tempo satu minggu," tuturnya. 

Baca Juga: Tengah Makan Sahur, Rumah Warga di Panawangan Ciamis Tertimpa Pohon Duren

"Beliau pesan, bila pakaian telah selesai harus segera diberikan dan jangan ada seorangpun mencobanya, memakai pakaian tersebut. Pekerjaan menenun kain itu dilaksanakan oleh permaisuri dengan penuh tanggung jawab," cerita Asep. 

Sesudah selesai ditenun oleh permaisuri, pakaian pertapa tersebut dengan tidak sadar akan segala pesan yang diberikan, malah pakaian itu dicoba oleh permaisuri untuk merasakan enak atau tidaknya pakaian itu. 

Diceritakan Asep, anehnya pakaian itu terus melekat di badan permaisuri dan tidak dapat dibuka kembali, pada waktu itulah permaisuri baru sadar dan ingat segala pesan suaminya, ia langsung menangis tersedu-sedu menyesali segala perbuatanya. 

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Ciamis 1-30 Ramadhan 2024 M/1445 H Lengkap dengan Waktu Magrib Buka Puasa

Takut Pada Raja

Timbul perasaan takut pada raja, karena pasti raja akan sangat marah dan akan menghukumnya, permaisuri pun berhari-hari mengunci diri di dalam kamar seraya memohon ampun kepada yang maha tunggal. 

Sang Prabu Rangga Wahana pun merasa heran sudah lebih satu minggu pakaiannya belum juga ada yang mengantarkan. 

Dirinya berpikir merasa perlu untuk mengetahui apa yang telah terjadi di kaputren, terutama di tempat kamar tenun.

Baca Juga: Sambut Ramadhan di 4 Tempat Wisata Ciamis Ini: Pesonanya Luar Biasa, Cocok untuk Liburan!

"Setibanya dikamar tenun beliau terkejut sebab kamar tersebut tertutup dan tidak satu jendela pun yang terbuka, dengan segala daya upaya barulah beliau dapat membuka pintu yang terkunci dari dalam itu, " Kata Asep saat ditemui di rumahnya belum lama ini.

Pada waktu itulah, tambah Asep, diturunkan siksaan dari hyang tunggal, sehingga tubuh permaisuri tersebut berubah menjadi seekor menjangan betina ( kijang betina).

Pada waktu pintu terbuka menjangan lari keluar dan kemudian dikejar oleh sang Prabu kemanapun menjangan itu lari.

Baca Juga: Hujan Deras, Rumah di Purwadadi Ciamis Ambruk dan Nyaris Rata

Menjangan Menghilang

Sampai berhari-hari naik turun gunung, para penggawanya pun tidak ketinggalan mengikutinya dari belakang karena takut Raja tersesat.

Asep menambahkan, akhirnya menjangan itu sampai di sebuah bukit yang akan dijadikan sebagai tempat untuk bertapa bagi Prabu Rangga Wahana.

Setibanya ditempat itu, menjangan betina tersebut melayang dan kemudian menghilang, begitu pula halnya dengan sang Prabu Rangga Wahana setelah bersemedi beliau melayang dan menghilang ditempat tersebut menyusul permaisurinya. 

Baca Juga: Berhenti Dagang, Ratusan Pedagang Pasar Panjalu Datangi DPRD Ciamis Pertanyakan Harga Sewa Kios

Sementara para penggawanya ada yang tetap tinggal di lokasi itu dan ada yang pulang ke Galuh Pakuan untuk menyajikan kabar kesedihan kepada Prabu Raja Muda, bukit tempat menghilangnya sang Prabu dan permaisuri disebut Gunung Layang daerah pertapaan disebut Ceker Kidang.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler