Asep mengklaim, selama ini pihaknya selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Jika tak memiliki keperluan mendesak, orang dari luar pesantren tak diizinkan masuk, termasuk orang tua santri.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Hendra Herdiana mengatakan, tim survailans dari puskesmas setempat telah melacak sejumlah warga di sekitar lingkungan pesantren yang menjadi kontak erat.
Baca Juga: Adanya ODGJ Hamil Kemudian Meninggal, Kadinkes Prihatin
Menurut dia ada 5-10 orang yang diduga pernah melakukan kontak dengan penghuni pesantren tersebut dalam beberapa hari terakhir.
"Kita nanti akan tracking terus, termasuk kontak erat dari pengajar yang tinggal di luar pesantren," kata dia.
Ihwal perbedaan data total kasus antara dinas kesehatan dan pihak pesantren, Hendra menjelaskan, data di dinas seluruhnya berdasarkan hasil swab PCR. Sementara tambahan 10 kasus versi pesantren merupakan hasil tes swab antigen.
"Tentu yang reaktif antigen akan ditindaklanjuti dengan swab PCR," kata dia.***