Dua Tahun Dibiarkan Putus, Irigasi Ciranjang-Cipeuteuy Perlu Perbaikan Serius

- 25 April 2021, 13:46 WIB
Kondisi saluran Irigasi Cipeuteuy yang masih tertutup longsor
Kondisi saluran Irigasi Cipeuteuy yang masih tertutup longsor /Taufik Rochman/

KABAR PRIANGAN - Daerah irigasi (DI) Ciranjang-Cipeuteuy di wilayah Desa Sukamantri, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, sudah hampir dua tahun ini tidak berfungsi optimal, gara-gara badan salurannya putus terbawa longsor.

Padahal keberadaan DI Ciranjang-Cipeuteuy ini, sangat dibutuhkan untuk mengairi puluhan hektar lahan pesawahan di wilayah Desa Sukamantri.

Akibatnya, para pemilik sawah di wilayah tersebut, kini mengeluhkan soal kerusakan saluran irigasi Ciranjang-Cipeuteuy itu.

Baca Juga: WAMY Indonesia Didampingi WAMY Tasikmalaya Resmikan Masjid Al Ihsan 21 Ciawang

Seperti dikeluhkan Didi Hadidi (43) salah seorang pemilik sawah di Blok Calincing, Desa Sukamantri.

Menurut Didi, badan saluran irigasi ini putus terbawa longsor sejak dua tahun lalu, dan sampai sekarang belum pernah mendapat perbaikan yang serius dari pemerintah.

Padahal lanjut Didi, saluran irigasi ini merupakan satu-satunya sumber pengairan untuk pemenuhan kebutuhan lahan pesawahan di wilayah Sukamantri.

Baca Juga: Paguyuban Mahasiswa Telkom Tasikmalaya (PMTT) Bagikan 100 Bungkus Makanan Takjil

"Sudah dua tahun rusak tapi masih saja belum diperbaiki oleh pemerintah. Karena kami sangat membutuhkan saluran ini, maka kami bersama para pemilik sawah yang lain, terpaksa harus terus-terusan bekerja bakti untuk melakukan perbaikan," kata Didi, Minggu (25/4/2021).

Namun karena perbaikan yang dilakukan masyarakat secara swadaya ini, sifatnya hanya perbaikan sementara, jadi hasilnya pun tidak maksimal.

Buktinya, selama hampir dua tahun ini, warga sudah lebih dari tiga kali melakukan swadaya membuat jembatan dari bambu untuk penahan pipa, agar air bisa tetap mengalir mengairi lahan pertanian.

Baca Juga: Mengintip Suasana dan Kegiatan Ramadan Para Santri di Ponpes Al-Idrisiyyah

"Karena saluran ini putus total, jadi solusinya harus memasang pipa. Dan untuk penahan pipa itu, kita harus membuat jembatan dari bambu. Makanya tidak kuat lama, sekarang saja jembatan itu sudah rusak lagi, jadi kami harus kembali bekerja bakti membuat jembatan untuk penahan pipa air," ujar Didi.

Dijelaskan Didi, kerusakan saluran ini sudah sangat parah, jadi perbaikannya pun harus dilakukan secara serius. Sebab, kalau hanya diperbaiki secara manual, maka akan gampang rusak, dan akibatnya kebutuhan pengairan ke lahan pertanian akan terus-menerus terganggu.

Untuk itu, pihaknya berharap kepada intansi terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (DPUPR) selaku penanggungjawab pemeliharaan DI Ciranjang-Cipeuteuy, supaya dapat segera melakukan perbaikan pada saluran tersebut, agar kebutuhan pengairan untuk lahan pertanian masyarakat bisa tetap terpenuhi.

Baca Juga: Kebutuhan Konsumsi Ikan Tawar Masyarakat Kota Tasik Selama Ramadan Mencapai 44 Ton per Hari

Informasi soal putusnya irigasi Ciranjang-Cipeuteuy ini, dibenarkan pula Kepala Desa Sukamantri Dedi Junaedi.

Menurut Dedi, saluran yang putus ini, merupakan salah satu sumber pengairan untuk lahan pesawahan di tujuh blok, yakni lahan pesawahan Blok Kendal, Legok Pulung, Warungjati, Legok Akung, Cidangder, Sawah Jambu, dan Calingcing.

"Memang betul, saluran ini memang putus terbawa longsor sejak dua tahun yang lalu. Air dari saluran ini bisa tetap mengalir ke hilir karena menggunakan pipa. Dan untuk menahan pipa itu, warga terpaksa harus membuat jembatan sementara dari bambu," kata Dedi.

Baca Juga: Kendati Ada Larangan Mudik, Armada Bus di Tasikmalaya Masih Beroperasi

Masalah putusnya DI Ciranjang-Cipeuteuy ini, lanjut Dedi, sebenarnya sudah dilaporkan ke instansi terkait, namun sampai saat ini masih saja belum ada upaya perbaikan.

Karena tidak saja diperbaiki oleh pemerintah, maka warga pun terpaksa harus terus-menerus bekerja bakti memelihara jembatan bambu untuk penahan pipa itu.

"Kerusakan salurannya sangat fatal, jadi kebutuhan biaya untuk perbaikannya pun pasti sangat besar. Makanya kami tidak mungkin dapat memperbaiki dengan anggaran dana desa, apalagi dalam situasi pandemi seperti ini," ujarnya.

Baca Juga: Jelang Pelaksanaan PTMT di Kota Tasikmalaya, Satgas Covid Lakukan Verifikasi ke Sekolah

Karena alasan tersebut, dia berharap kepada Pemkab Sumedang supaya dapat segera memperbaiki saluran ini, agar usaha pertanian masyarakat tidak terganggu.***

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah