Pocong dan Kuntilanak di Ciamis Ikut-ikutan Menolak Mudik

- 28 April 2021, 18:47 WIB
Pocong dan kuntilanak di Ciamis gelar aksi menolak piknik dan juga berpariwisata untuk mencegah penyebaran covid-19 di daerah.
Pocong dan kuntilanak di Ciamis gelar aksi menolak piknik dan juga berpariwisata untuk mencegah penyebaran covid-19 di daerah. /kabar-priangan.com/Agus Pardianto/

KABAR PRIANGAN - Pemerintah Pusat maupun daerah telah memutuskan terkait mudik di tahun 2021 ini secara tegas melarang bagi siapapun untuk melaksanakannya.

Alasannya, dikarenakan kekhawatiran pandemi Covid-19 yang masih berbahaya dan menjadikan momentum Idul Fitri 1424 H menjadi memperparah keadaan, sehingga mengakibatkan lonjakan yang sangat drastis perihal itu.

Dalam mengapresiasi dukungan tersebut, Aliansi tanpa nama bekerjasama dengan Ciamis go, pasargratis CSG (Cisaga}, Sweet city movement dan para komunitas pecinta binatang Tasik-ciamis serta pegiat/aktivis pecinta lingkungan, menggelar aksi "menolak mudik  tanpa piknik", di jantung Kota Ciamis, tepatnya di Alun-alun Ciamis, Rabu, 28 April 2021.

Berbeda dengan aksi yang lain, kali ini dua sosok menyeramkan yaitu pocong dan kuntilanak hadir di tengah kota dan masyarakat sehingga menjadi perhatian masyarakat di sekitar yang sedang melaksanakan acara ngabuburit.

Baca Juga: Progres Pembangunan Jalan Tol Bandung – Tasik, Mulai Tahap Persiapan Pembebasan Lahan

Korlap aksi Raditya didampingi Irman M. Asmara mengungkapkan, untuk memastikan agar kebijakan pelarangan arus mudik bisa berjalan efektif, selain operasi penyekatan, yang dibutuhkan tak pelak ialah pendekatan yang berbasis sosio-budaya.

"Berbeda dengan pendekatan legal-formal, yang lebih mengandalkan pada ancaman sanksi dan penindakan, pendekatan yang berbasis sosio-budaya lebih mengandalkan pada upaya rekayasa sosial (social engineering)," ucap Radit.

Mencegah arus mudik Lebaran dengan hanya mengandalkan operasi penyekatan dan tindakan tegas di lapangan, diakuinya bukanlah hal yang mudah.

"Dalam praktik, sangat mungkin yang terjadi ialah aksi kucing-kucingan yang membutuhkan stamina petugas yang luar biasa. Dengan keterbatasan jumlah SDM aparat di lapangan, kemungkinan terjadinya kebocoran dan pemanfaatan celah-celah yang ada niscaya sangat besar," terangnya.

Baca Juga: Dua Anggota Geng Motor Mewek Saat Dirungkus Timsus Maung Galunggung

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x