20 Desa di Garut Ditetapkan Jadi Lokasi Fokus Penurunan Stunting

- 27 Mei 2021, 19:32 WIB
Pemkab Garut menggelar Pertemuan Persiapan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Garut yang dilaksanakan di Fave Hotel, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis 27 Mei 2021.
Pemkab Garut menggelar Pertemuan Persiapan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Garut yang dilaksanakan di Fave Hotel, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis 27 Mei 2021. /kabar-priangan.com/ Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Stunting atau gagal tumbuh saat ini masih menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Hal ini disebabkan masih tingginya angka stunting di Garut.

"Kasus stunting di Garut masih tinggi. Makanya stunting ini masih menjadi perhatian serius kita saat ini," ujar Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Garut, Suherman, dalam kegiatan Pertemuan Persiapan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Garut yang dilaksanakan di Fave Hotel, Kamis 27 Mei 2021.

Disebutkannya, selama ini Pemkab Garut sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting. Kegiatan yang digelar hari ini pun merupakan salah satu langkah dalam upaya menyelesaikan dan menuntaskan stunting di Garut.

Pemkab Garut pun, tutur Suherman, telah mencanangkan Garut Zero Stunting 2024. Selain rembuk terkait penanganan stunting, Pemkab Garut juga sudah sering menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai pihak terkait termasuk para SKPD (satuan kerja perangkat daerah) terkait.

Baca Juga: Masjid di Karangpawitan Garut Dirusak Orang Tak Dikenal, Polisi Kejar Pelaku

Sesuai yang tertuang dalam RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah), Suherman menerangkan di kabupaten Garut saat ini ada 20 desa yang menjadi lokasi fokus (lokus) penurunan stunting.

Ada berbagai program yang akan dilakukan di 20 desa tersebut sebagai langkah penuntasan stunting, salah satunya memperbaiki infrastruktur.

“Di Kabupaten Garut saat ini masih ada 20 desa yang menjadi lokus stunting. Oleh karena itu dalam kegiatan tadi kita bahas juga langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan, sekaligus juga menyampaikan kepada seluruh SKPD agar keterlibatan dalam program dan kaitannya betul-betu nyata," katanya.

Suherman mengungkapkan, berdasarkan data hasil pengukuran status gizi (PSG) tahun 2017, di Kabupaten Garut prevalensi stunting mencapai 43,2 persen, pada tahun 2018 turun menjadi 34,7 persen berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Roskesdas) 2018.

Baca Juga: Warga Cisarua Tolak Jenazah Covid- 19, Bupati Sumedang: Ada Sanksi Hukum Menanti

Kemudian pada tahun 2019, lanjutnya, berdasrakan hasil survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) 2019, prevalensi stunting di Kabupaten Garut kembali turun menjadi 27,03. Sedangkan tahun 2020, karena adanya pandemi Covid-19, tidak dilakukan survei gizi masyarakat.

Lebih jauh disampaikannya, sesuai data yang didapat dari bulan penimbangan balita bulan Agustus 2020, ada 6,4 persen balita stunting dan turun pada periode bulan penimbanga balita bulan Februari 2021 menjadi 5,6 persen.

Kalau melihat dari data survei jumlah angka stunting di Garut masih tinggi, yakni mencapai 27,03 persen pada tahun 2019, tapi masih d ibawah angka nasional yang mencapai 27,7 persen pada tahun 2019.

Menurut Suherman, dengan adanya keterlibatan berbagai SKP yang melakukan langkah yang nyata, maka apa yang diharapkan zero stunting pada 2024 di Garut benar-benar bisa terwujud.

Baca Juga: Jelang Pilkades Serentak, Anggota Linmas Kecamatan Leles Garut Dibekali Pelatihan

Selain perbaikan infrastruktur, program lain yang tak kalah pentingnya yakni melakukan perbaikan terhadap rumah-rumah yang tak layak huni.

Suherman mengimbau agar seluruh SKPD lebih fokus dalam melakukan langkah-langkah terkait dengan penuntasan stunting sehingga bisa diselesaikan dengan cepat dan Garut pun bisa menjadi daerah zero stunting.

Tingginya kasus stunting di Garut ini harus menjadi panggilan yang harus betul-betul
direspons dan diejawantahkan dengan cara bahu membahu menjalankan tupoksinya dengan tulus dan ikhlas yang pada akhirnya sasaran target yang dicanangkan bisa terselesaikan lebih cepat.

Ungkapan senada dilontarkan Kepala Bidang Sosial Budaya (Sosbud) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Garut, Iman Purnama Ridho.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di SMPN 1 Tarka Garut Ketat, Jika Ada Siswa dari Zona Merah Dipulangkan

Ia menambahkan, tujuan dari diadakannya pertemuan persiapan rembuk stunting ini adalah sebagai bahan persiapan dalam pelaksanaan rembuk stunting yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

Adapun tujuan dari acara ini, tambahnya, pertama untuk persiapan rembuk stunting di Kabupaten Garut yang rencananya akan dilaksanakan bulan ini atau paling lambat bulan Juni.

"Sebelumnya, terlebih dahulu harus dilaksanakan pematangan data dari semua SKPD. Tujuan keduanya, ini akan jadi kolaborasi seluruh stakeholder atau SKPD yang ada yang terkait dengan penanganan stunting,” ucap Iman.

Baca Juga: Hendak Pergi ke Sawah, Warga Rancamaya Garut Temukan Sesosok Mayat di Pinggir Jalan

Ia berharap dengan terselenggarannya kegiatan ini bisa menyempurnakan data dari beberapa SKPD dalam program yang berkaitan dengan percepatan penurunan stunting.

Harapannya, pertama ada data susulan terekap kembali penyempurnaan untuk program-program yang ada di SKPD kaitan dengan partisipasi SKPD dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Garut.

"Seperti yang ada di Disperkim, misalnya, yang sekarang total hanya satu desa mungkin nanti bisa direkap seluruh kegiatan rutilahu di Kabupaten Garut itu berapa seluruhnya. Ini bisa menjadi dukungan komitmen daerah dalam percepatan penurunan stunting,” ucap Iman.***

 

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah