Dony Ahmad Munir ; Kunci Utama Keberhasilan Menurunkan Stunting Adalah Komitmen Pimpinan

- 24 Agustus 2021, 17:38 WIB
screenshot foto Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir, saat menjadi narasumber pada acara Rakor Nasional Percepatan Penurunan Stunting secara virtual, Selasa 24 Agustus 2021
screenshot foto Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir, saat menjadi narasumber pada acara Rakor Nasional Percepatan Penurunan Stunting secara virtual, Selasa 24 Agustus 2021 /kabar-priangan.com/DOK Humas Setda/

KABAR PRIANGAN - Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia. Kasus stunting sendiri, sampai saat ini masih menjadi perhatian serius pemerintah.

Sehingga tidak heran, bila Pemerintah Pusat terus berupaya mendorong pemerintah daerah, untuk melalukan percepatan penurunan angka stunting.

Berbicara soal penanganan stunting, Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, berpendapat bahwa kunci utama keberhasilan dalam menurunkan angka stunting, adalah adanya komitmen yang serius dari pimpinan.

Baca Juga: Erwan Setiawan Sebut Wilayah Sumedang Layak PPKM Level 2

"Kunci utama keberhasilan dalam menurunkan angka stunting itu adalah komitmen pimpinan. Komitmen akan terbangun dari seorang pemimpin yang paham akan persoalan," kata Bupati Dony, saat mengawali paparannya, ketika menjadi narasumber pada acara Rakor Nasional Percepatan Penurunan Stunting secara virtual, Selasa 24 Agustus 2021.

Karena menurut Dony, seorang pemimpin itu dituntut harus mampu menyelesaikan berbagai persoalan, dengan cara melakukan konsolidasi melalui birokrasi untuk sama-sama memahami akan arti pentingnya penyelesaian masalah.

Dan stunting, kata dia, merupakan bagian dari masalah yang harus diselesaikan oleh seorang pemimpin. Untuk itu, diperlukan komitmen yang kuat dari seorang pimpinan, agar semua stakeholder yang ada bisa ikut terlibat dalam penanganan masalah tersebut.

Baca Juga: Kapolres Sumedang, Resmikan Barak Dalmas dan Lapangan Tembak Wicaksana Laghawa

"Harus ada cross cutting dari seluruh stakeholder yang terlibat dalam menangani stunting ini melalui program dan kegiatannya," ujar Dony.

Di Kabupaten Sumedang sendiri, kata Dony, penanganan masalah stunting ini telah dilakukan dengan cara pendekatan sistem, melalui Peraturan Bupati yang mengarah kepada hal tersebut. Salah satunya, Perbup mengenai peran serta Pemerintah Desa.

"Kami telah membuat sebuah kebijakan, salah satunya Dana Desa harus di arahkan untuk penanganan stunting, penurunan kemiskinan, dan peningkatan indeks kepuasan masyarakat," katanya.

Baca Juga: Budayawan Buhun Sumedang Gagas Tradisi Ngalarung Danau di Waduk Jatigede

Bukan itu saja, selain membuat regulasi yang mengarah pada penanganan stunting, Pemda Kab. Sumedang juga telah berhasil membuat beberapa inovasi untuk mengatasi persoalan stunting melalui pemanfaatan IT.

Termasuk diantaranya, membuat aplikasi khusus untuk percepatan penanganan stunting, seperti aplikasi e-Simpati (Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi).

"Pemanfaatan IT bisa menjadi kunci untuk percepatan akselerasi, pencapaian program dan kegiatan. Seperti halnya e-Simpati, dengan aplikasi ini para kader Posyandu nantinya akan lebih mudah dan cepat dalam melaporkan hasil pendataan, pencatatan riwayat pemeriksaan ibu hamil dan anak," ujarnya.

Baca Juga: Sempat Disoal Wabup Erwan, Jalan Pamegarsari - Ciluluk, Tanjungsari kini Tidak Berlubang

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan ini, lanjut Dony, sekarang Pemerintah Daerah Kabupaten telah berhasil menurunkan kasus stunting hingga berada di angka 11,83 persen.

Padahal, pada Tahun 2018 lalu, angka stunting di Kabupaten Sumedang tercatat berada di angka 32, 02 persen, sehingga Sumedang sempat dijadikan Kabupaten prioritas dalam rangka program stunting oleh pemerintah pusat.

"Sesuai dengan misi kami yakni Sumedang Simpati, diantara target kinerjanya, kami ingin menuntaskan stunting di atas 9 persen pada akhir masa jabatan yakni tahun 2023," tuturnya.

Baca Juga: P3D Wilayah Sumedang Sosialisasikan Diskon dan Keringan Denda Pajak Kendaraan Bermotor

Untuk mewujudkan target tersebut, pihaknya kini terus mendorong seluruh stakeholder yang ada, untuk bersama-sama melaksanakan delapan aksi konvergensi dengan pendekatan agama, pendekatan budaya, pendekatan teknologi, dan pola kolaboratif (pentahelix).

"Karena untuk bisa mewujudkan target itu, perlu extra effort dan kesungguhan dari semuanya, termasuk program yang betul-betul sinergis. Selain itu, delapan aksi konvergensi harus bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya," tutur Dony.***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah