Akses Masuk Sekolah Dibenteng 3 Meter oleh Seseorang, Ratusan Siswa SDN 2 Tugujaya Tasik Kebingungan

- 31 Agustus 2021, 19:28 WIB
Dua orang siswi SDN Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya kebingungan manakala akses ke sekolahnya ditutup benteng setinggi tiga meter, Selasa, 31 Agustus 2021.
Dua orang siswi SDN Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya kebingungan manakala akses ke sekolahnya ditutup benteng setinggi tiga meter, Selasa, 31 Agustus 2021. /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - SDN 2 Tugujaya Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, tak memiliki akses jalan. Kondisi itu terjadi karena sekolahnya dibenteng setinggi 3 Meter oleh yang mengaku pemilik lahan.

Akibatnya sebanyak 167 siswa dan guru di sekolah Tugu 2 kesulitan untuk bisa masuk area sekolah sehingga harus mencari jalan alternatif.

Awalnya sekolah tersebut memiliki akses jalan utama dengan lebar sekitar 2 meter dari jalan raya yaitu Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Puluhan Rumah di Desa Margamukti Sumedang Alami Retak-retak

Namun, sejak awal tahun 2021 saat tidak ada aktifitas pembelajaran tatap muka akibat pandemi covid, akses jalan utama sekolah itu ditutup oleh seseorang yang mengaku pemilik lahan sah dengan benteng setinggi 3 meter.

Atas tindakan pemilik lahan tersebut, pihak sekolah sempat kebingungan akses jalan bagi murid untuk belajar saat dimulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas saat penerapan PPKM Level 3 sejak dua pekan lalu.

"Awalnya, kita punya jalan utama ke depan jalan, karena sekolah kami di pinggir jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya. Namun, gak tahu kenapa ada keputusan sertifikat katanya dari BPN bahwa akses jalan sekolah tersebut milik seseorang," ujar Kepala Sekolah SDN Tugu 2 Sri Mulyani, kepada wartawan di kantornya, Selasa, 31 Agustus 2021.

Baca Juga: SD Negeri Mangkubumi Kota Tasikmalaya Deklarasikan Diri Sebagai Sekolah Ramah Anak

"Nah, oleh pemilik lahan itu ujar Sri, akses kesekolah dibenteng setinggi hampir 3 Meter ditutup seluruhnya sehingga sekolah tak punya lagi akses jalan masuk," katanya menambahkan.

Dari informasi dari perwakilan orangtua dan komite sekolah ujar Sri, bahwa awalnya pemilik lahan tak masalah membiarkan sebagian tanahnya dijadikan akses jalan utama sekolah. Namun, ada informasi bahwa pemilik tanah khawatir bahwa tanahnya diklaim oleh sekolah sehingga membentengnya setinggi 3 meter.

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x