Menelisik Menara Loji yang Jadi Saksi Bisu Perkembangan Wilayah Jatinangor

- 8 September 2021, 13:18 WIB
Menara Loji di wilayah Kecamatan Jatinangor
Menara Loji di wilayah Kecamatan Jatinangor /kabar-priangan.com/DOK/

"Pada mulanya, Menara Loji ini memang berfungsi sebagai sirine yang berbunyi pada waktu-waktu tertentu sebagai penanda waktu kegiatan yang berlangsung di perkebunan karet milik W. A. Baud," tuturnya.

Baca Juga: Bupati Sebut Dampak Tol Cisumdawu dan Bendungan Jatigede Masih Berpotensi Konflik

Menurutnya, bangunan menara yang bergaya
neo-gothic ini, dulunya selalu berbunyi tiga kali dalam sehari. Bunyi sirine pertama biasanya dibunyikan pukul 05.00 WIB sebagai penanda untuk mulai menyadap karet.

Bunyi kedua berdering pukul 10.00 WIB sebagai penanda untuk mengumpulkan mangkok-mangkok getah karet. Dan bunyi terakhir biasa terdengar pukul 14.00 sebagai penanda berakhirnya kegiatan produksi karet.

Namun sayangnya, bangun menara yang menjadi salah satu cagar budaya itu, kini hanya tinggal bangunannya saja. Karena seiring berjalannya waktu, bukti sejarah peradaban masa penjajahan Belanda di wilayah Jatinangor itu, sekarang sudah lagi tidak dalam kondisi utuh.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini, 8 September 2021 Terjun Rp12 Ribu dari Harga Terakhir

"Soalnya sekitar tahun 1980-an, lonceng pada Menara Loji tersebut, tiba-tiba malah hilang dicuri oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Sampai saat ini, kami sendiri belum memperoleh jejak keberadaan benda bersejarah tersebut," ujar Apih Tatang.

Padahal menurut dia, bukti-bukti sejarah seperti itu harusnya dilindungi dan dijaga oleh semua pihak, supaya dapat terus dikenang oleh para penerus bangsa.***

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah