KPAID Tasikmalaya : Angka Putus Sekolah Harus Jadi Perhatian Serius Pemerintah

- 16 September 2021, 21:42 WIB
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto.
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto. /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Angka putus sekolah di Kabupaten Tasikmalaya masih tergolong sangat tinggi. Berdasarkan data publikasi tahunan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tasikmalaya, yang tercantum dalam laporan "Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka tahun 2021", menunjukan persentase penduduk usia 7-24 tahun dan tidak bersekolah lagi tercatat masih diangka 27,23 persen.

Sementara untuk yang berumur 7-24 tahun dan masih bersekolah di SMA ke atas sebanyak 15,76 persen, berumur 7-24 tahun dan masih bersekolah di SMP sebesar 16,70 persen dan berumur 7-24 tahun dan masih bersekolah di SD sebanyak 39,88 persen. Dan berumur 7-24 tahun dan tidak atau belum pernah bersekolah sebanyak 0,43 persen.

Saat ini diketahui, jumlah anak usia sekolah sesuai dengan sasaran program KIA (Kartu Indonesia Anak) dari Dinas Kependudukan dan Catatam Sipil Kabupaten Tasikmalaya, yakni diperkirakan sebanyak 482.682 anak.

Baca Juga: Panglima Santri : Jangan Cap Negatif Santri dengan Perbedaan Pemahaman

Menanggapi hal itu, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengatakan, tingkat partisipasi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya untuk bersekolah masih rendah, banyak faktor penyebabnya.

Hal itu nyatanya bukan semata hanya karena faktor ekonomi, karena memang program wajib pendidikan dasar (dikdas) sembilan tahun itu tidak dipungut biaya. Sebab pada masa ini nyatanya pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga mempengaruhi anak untuk putus sekolah.

"Menurut saya, tingginya angka putus sekolah ini juga akibat pandemi. Kedua, karena edukasi kepada masyarakat akan pentingnya sekolah, melalui sosialisasi dari pemerintah itu masih minim,” jelas Ato, Kamis, 16 September 2021.

Dikatakan Ato, minimnya sosialisasi pentingnya bersekolah wajib tersebut yang kemudian mengakibatkan anak-anak dan masyarakat tidak memiliki sebuah kesadaran.

Baca Juga: 4 Sekolah di Kota Banjar Masuk Nominasi Adiwiyata Tingkat Nasional 2021

Sebab anak tidak bersekolah tersebut tidak atas keputusannyaa sendiri, tetapi juga karena tidak ada perhatian dan peran orangtua. Sehingga ini memerlukan kerja bersama. Karena tidak layak Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat memiliki angka persentase tidak meneruskan sekolah cukup tinggi.

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x