Ekraf Akan Menjadi Pilar Pada Pemulihan Ekonomi di Sumedang

- 2 Oktober 2021, 17:46 WIB
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif pada Disparbudpora Kabupaten Sumedang H. Arif Junaedi, SP, M,Si
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif pada Disparbudpora Kabupaten Sumedang H. Arif Junaedi, SP, M,Si /kabar-priangan.com/Nanang Sutisna/

KABAR PRIANGAN - Sektor ekonomi kreatif (Ekraf) diyakini bisa mengatasi persoalan ekonomi masyarakat, yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut bisa tercapai jika sub sektor ekonomi kreatif bisa dikembangkan oleh masyarakat dengan maksimal.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif pada Disparbudpora Kabupaten Sumedang H. Arif Junaedi, SP, M,Si mengatakan, ada 17 sub sektor Ekraf yang bisa dikembangkan oleh masyarakat untuk membangun kembali pondasi ekonomi. 

Baca Juga: Jadi Pondasi Ekonomi, Pelaku Ekonomi Kreatif di Sumedang Diajak Lebih Inovatif

"Ekonomis kreatif yang terdiri dari 17 sub sektor memungkinkan akan jadi peluang dan pilar ekonomi Sumedang pada khususnya dan nasional pada umumnya. Ekraf, bahkan di beberapa negara sudah jadi pilar utama ekonomi," ujar Arif, Sabtu 2 Oktober 2021.

Dengan kreativitas, kata dia, akan terbentuk peluang usaha yang selanjutnya akan berdampak pada pengembangan sektor ekonomi warga.

Menurut Arif, setelah mengamati perkembangan ekraf di Sumedang, ternyata mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dibandingkan dari sektor lainnya. Salah satu contohnya dari sektor kriya, dimana pada masa pandemi banyak kebutuhan-kebutuhan yang diproduksi oleh pelaku ekraf.

Baca Juga: Di Hari Kesaktian Pancasila, Bupati Sumedang Ajak Masyarakat Untuk Berikrar Mempertahankan NKRI

Kondisi ini,katanya, perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak. Terutama pegiat usaha dan tentunya pemerintah daerah.

"Saat pandemi untuk beberapa sub sektor memang ada yang produksinya meningkat, untuk beberapa sektor lain memang ada yang terganggu juga. Tapi dengan kreativitas yang tinggi sejumlah pelaku ekraf mampu mencari jalan untuk bangkit. Contoh, muncul kreativitas baru mereka seperti membuat masker dan aksesoris lainnya yang memang dibutuhkan pada masa pandemi," tutur Arif.

Arif mengakui, ada sejumlah kendala dalam mengembangkan sektor Ekraf, seperti kekurangan pahaman beberapa stakeholder yang menganggap bahwa Ekraf itu sebatas kuliner dan kriya. Kendala lain, masih minimnya anggaran untuk pengembangan ekraf itu sendiri.

Baca Juga: Hadapi Musim Hujan, Basarnas Mulai Tingkatkan Kesiapsiagaan

"Pemahaman terhadap Ekraf perlu akselerasi. Sehingga perhatian terhadap Ekraf belum maksimal. Pelaku Ekraf juga masih belum sinkron antara satu dengan yang lainnya," kata dia.

Namun demikian, kata Arif, pihaknya tidak bisa menyalahkan belum berkembangnya Ekraf secara maksimal. Sebab keberadaan ekraf itu sendiri, belum bisa memperlihatkan kontribusi dan eksistensinya.

"Kami berharap dari mulai sekarang sektor Ekraf bisa lebih berkembang di Sumedang. Kami optimistis, karena salah satu upaya pemerintah daerah seperti membangun gedung kreatif center akan mampu memperlihatkan sektor Ekraf lebih dikenal oleh masyarakat luas," ujarnya.

Baca Juga: Cakupan Vaksinasi di Sumedang Capai 54 Persen, Petugas Laksanakan Vaksinasi Hingga Wilayah Pelosok

Adapun sub sektor pelaku ekonomi kreatif di Sumedang antara lain, sub sektor Aplikasi, Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fashion. Kemudian sub sektor Film-Animasi-Video, Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan, Perikanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi dan Radio dan Pengembangan Permainan.***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah