Bantaran Sungai Ciloseh Kota Tasikamalaya Disulap Jadi Kawasan Kampung Wisata Cipanyir

- 14 Oktober 2021, 20:16 WIB
Sejumlah anak terlihat asik bermain di sekitaran bantaran sungai Ciloseh Kota Tasik yang kini telah disulap menjadi kawasan Kampung Wisata Cipanyir (Cipedes-Panyingkiran), Kamis, 14 Oktober 2021.*
Sejumlah anak terlihat asik bermain di sekitaran bantaran sungai Ciloseh Kota Tasik yang kini telah disulap menjadi kawasan Kampung Wisata Cipanyir (Cipedes-Panyingkiran), Kamis, 14 Oktober 2021.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Bantaran Sungai Ciloseh tepatnya di Kampung Tajur Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya disulap menjadi kawasan Kampung Wisata Cipanyir ( Cipedes  - Panyingkiran ). Kawasan tersebut mulai ditata sejak tahun 2019 dan selesai pada Agustus 2021.

Penataan kawasan Kampung Wisata Cipanyir (bermula dari kegiatan penataan Permukiman Kumuh Perkotaan (PKP) skala lingkungan melalui program Padat Karya Tunai (PKT) Kota Tanpa Kumuh ( Kotaku) pada 2018-2019.

Penataan Kawasan Cipanyir telah memberikan manfaat bagi 869 KK, khususnya yang tinggal di 4 RW Kelurahan Panyingkiran dan Cipedes.

Keberhasilan penataan kawasan tersebut juga terlihat dari peningkatan usaha ekonomi warga dengan berdirinya beberapa warung kopi di ruang publik sepanjang bantaran Sungai Ciloseh. Selain mengurangi kawasan kumuh, setelah dilakukan penataan, kini masyarakat juga memiliki ruang terbuka hijau baru sebagai tempat berinteraksi warga.

Baca Juga: Setelah Vakum Dua Tahun, Warga Binaan Lapas IIB Sumedang Mulai Beraktivitas

Ketua RW 04 Nana Suryana mengatakan, setelah dibangun menjadi kampung wisata, warga memanfaatkan kawasan itu untuk bersantai. Bahkan kata Nana, sejak dijadikan kampung wisata bajyak juga warga dari luar kampung banyak yang datang yang kebanyakan untuk sekedar foto-foto.

"Warga di sini juga mulai banyak yang membuka warung warung kecil. Sehingga secara ekonomi Alhamdulillah masyarakat terbantu. walaupun memang hasilnya maksimal," ujar Nana kepada wartwan, Kamis, 14 Oktober 2021.

Namun demikian kata Nana, pasilitas yang masih dirasa kurang adalah tidak adanya tempat sampah, sehingga takutnya tempat yang sudah bersih ini jadi kotor lagi.

"Di sini memang masih kurang tempat sampahnya. Takutnya karena tidak ada tempat sampah, pengunjung atau warga membuang sampah kebantaran sungai. Idealnya, setiap 10 meter itu ada tempat sampahnya.Tapi sekarang belum terealisasi," kata Nana.

Baca Juga: Atlet Bulutangkis Asal Garut Raih Emas di PON XX Papua

Dulunya lanjut Nana, tempat tersebut hanya berupa bantaran sungai yang dipenuhi pohon bambu. Bahkan bagian bantaran sungai merupakan bagian belakang pemukiman. Tapi sekarang setelah dibangun area ini justru jadi bagian depan pemukiman," ujarnya.

Selain kurangnya tempat sampah masyarakat sekitar juga minta ada anggaran untuk pemeliharaan.

"Soalnya warga di sini rata-rata ekonomi menengah ke bawah. Kalau untuk bersih-bersih mungkin kita mampu. Tapi kalau untuk biaya perawatan sarana dan prasarana, kita tidak akan mampu," ujar Nana.

Terkait itu, sebelumnyaKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan meningkatkan kualitas kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Cipedes dan Panyingkiran (Cipanyir), Kota Tasikmalaya. Anggaran penataan kawasan kumuh tersebut diperkirakan mencapai sekitar Rp 6 miliar yang bersumber dari APBN TA 2021.

Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kawasan. Kepadatan dan ketidak beraturannya permukiman serta minimnya infrastruktur menyebabkan kawasan tersebut menyandang predikat kumuh.

Baca Juga: Muhammad Tsaqiif dari SDN Citapen, Juara 1 Lomba Pupuh Tingkat Kota Tasikmalaya

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat, Dirjen Cipta Karya Oscar R.H. Siagian mengatakan, penataan Kawasan Cipanyir mulai dilaksanakan sejak Desember 2020 dan telah selesai pada Agustus 2021.

Diharapkan ujar dia, dengan selesainya penataan skala kawasan dapat mewujudkan lingkungan di Kawasan Cipanyir menjadi kawasan yang terbebas dari kekumuhan dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

"Di lokasi ini sebelumnya sudah dilaksanakan program Kotaku melalui pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya tahun ini dilakukan peningkatan kualitas permukiman skala kawasan dengan pendekatan menata. Jadi harapannya memang selain mengurangi kesan kumuh Kawasan Pemukiman Wisata Cipangir juga dapat menjadi destinasi wisata edukasi," ujar Oscar.

Lebih lanjut ujar Oscar, untuk pekerjaan yang telah diselesaikan meliputi penataan kawasan permukiman di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciloseh dengan luas sekitar 15 hektare, revitaslisasi jembatan yang menghubungkan wilayah RW 08 Panyingkiran dan RW 07 Cipedes, rehabiitasi jalan lingkungan sepanjang 250 meter.

Baca Juga: Wagub Jabar Sosialisasikan Perpres Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren kepada Kiayi dan Santri Garut

Selain itu, pembuatan ruang terbuka publik dengan memajukan lahan bantaran sungai, pembangunan tembok penahan tebing sekitar 200 meter, septic tank komunal berupa Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL), drainase lingkungan, dan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).

"Sementara infrastruktur yang dibangun merupakan infrastruktur dasar, masih ada dua pekerjaan yang tidak kami intervensi karena memang bukan masuk di ranah kami, yakni penataan hunian atau rumahnya dan kelengkapan pemadam kebakaran karena ini juga penting untuk kegiatan peningkatan kualitas permukiman," ujarnya.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x