KABAR PRIANGAN - Kasus kematian ibu melahirkan yang terjadi di wilayah Kabupaten Garut saat ini masih tinggi. Salah satu penyebabnya, sistem rujukan yang masih belum optimal sehingga sering terjadi penanganan pasien ibu melahirkan.
Masih tingginya angka kasus kematian ibu melahirkan di Kabupaten Garut diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Garut, Rizki Safaat Nurahim. Bahkan, di Provinsi Jawa Barat, angka kasus kematian yang terjadi di Kabupaten Garut ini menempati urutan tertinggi.
Menurut Rizki, masih adanya sejumlah kendala menjadi penyebab masih tingginya angka kasus kematian di Garut. Kendalanya dari sarana prasarana, komunikasi, kemampuan menata laksana lebih awal, tata laksana selama di dalam perjalanan menuju rumah sakit, serta yang lainnya.
Baca Juga: Rumah di Tengah Pemukiman Penduduk Ludes Kebakaran, Seluruh Isinya Hangus
"Ada beberapa hal yang selama ini menjadi kendala dan harus diperbaiki untuk menekan tingginya angka kasus kematian ibu melahirkan di Garut," ujar Rizki di Hotel Harmoni, Jalan Baru Cipanas, Tarogong Kaler, Jumat 26 November 2021.
"Adanya komunikasi yang baik pihak rumah sakit dengan dokter-dokter dan bidang-bidang yang ada di lapangan juga tak kalah penting untuk kita perbaiki," ujarnya, seusai kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Aplikasi Simarukanteh (Sistem Informasi Manajemen Rujukan Terintegrasi).
Dikatakan Rizki, terjalinnya komunikasi yang baik antar petugas di rumah sakit dengan dokter dan bidang lain di lapangan bisa mempercepat penanganan terhadap pasien ibu melahirkan ketika mereka tiba di rumah sakit.
Dengan adanya penanganan yang cepat, maka morbiditas dan mortalitas pasien bisa turun sehingga kemungkinan untuk bisa diselamatkan akan lebih besar.