Ia mengungkapkan, per Januari hingga pertengahan November 2021 ini, sudah tercatat ada 99 angka kasus kematian ibu melahirkan di Garut. Ini merupakan angka yang tinggi bahkan sudah termasuk bencana yang seharusnya tidak boleh terjadi.
Pihak RSUD dr Slamet Garut pun menurutnya saat ini terus melakukan berbagai upaya untuk menekan tingginya angka kasus kematian ibu melahirkan, salah satunya dengan menggunakan aplikasi Simarukanteh yang saat ini disosialisasikan.
Aplikasi ini digagas oleh salah seorang dokter dan juga Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi RSUD dr Slamet Garut, dr Marlinda Siti Hana. Inovasi ini dinilainya merupakan sebuah terobosan baru yang bisa menyempurnakan sistem-sistem rujukan yang sudah ada sebelumnya.
Melalui aplikasi ini, data-data yang akan diinput akan menjadi lebih lengkap sehingga dokter di rumah sakit akan dengan mudah mengetahui masa rujukan, jenis-jenis rujukan yang ada mulai nama, umur, alamat, serta jenis diagnosis yang ditunjuk dari puskesmas atau lapangan.
"Dengan aplikasi ini, nantinya rujukan pasien yang memerlukan tindakan segera dari lapangan atau puskesmas ke rumah sakit datanya akan lebih lengkap," kata Rizki.
Baca Juga: Pemuda Pancasila Kota Banjar Unjuk Rasa di DPRD Banjar, Menuntut Junimart Girsang Minta Maaf 'Live'
"Dengan demikian, kita bisa melakukan penanganan lebih cepat karena tata laksana awalnya sudah dilakukan di tingkat sekunder dan di rumah sakit tinggal melakukan eksekusi akhir, misalnya operasi," katanya.
Penggagas aplikasi Simarukanteh, dr Marlinda Siti Hana, menyampaikan program ini merupakan suatu sistem berbasis manajemen dengan sistem informasi manajemen rujukan berbasis data terintegrasi.
"Gagasan itu dilakukan untuk bisa mengurangi risiko kematian ibu melahirkan yang di Garut saat ini masih terbilang tinggi sehingga menimbulkan keprihatinan," ujarnya.
Baca Juga: Jadwal Sholat Wilayah Tasikmalaya dan Sekitarnya, Sabtu 27 November 2021