Network
KABAR PRIANGAN - Minat warga Garut untuk menjadi penerima Program Kartu Prakerja cukup tinggi. Tercatat ada 262.801 orang warga Garut yang mendaftar pada program bantuan dari pemerintah ini.
Dalam acara Temu Alumni Kartu Prakerja yang dilaksanakan di Kampung Sumber Alam, Garut, Jumat 26 November 2021, tercatat pendaftar sejumlah itu, yang lolos sebanyak 72.763 orang. Dengan jumlah tersebut, Garut menjadi kabupaten/kota ke-7 di Provinsi Jawa Barat dan Ke-16 di Pulau Jawa yang terbanyak jumlah penerima Program Kartu Prakerja
Sedangkan secara nasional, Jawa Barat menjadi provinsi terbanyak jumlah penerima Program Kartu Prakerja. Total penerima dari gelombang satu hingga 22 di Jawa Barat ada 1.494.509 orang. Angka tersebut disaring dari sebanyak 5.239.146 orang pendaftar.
Baca Juga: Jadwal Vaksin Gratis di Kota Tasikmalaya, Ini Lokasinya untuk Hari Ini Sabtu 27 November 2021
Adapun umur penerima terbanyak ada di rentang usia 26 hingga 35 tahun, dengan persentase sebanyak 39 persen. Kemudian disusul di rentang usia 18 hingga 25 tahun sebanyak 34 persen, usia 36 hingga 45 tahun 15 persen, usia 46 hingga 55 tahun 8 persen; dan di atas 55 tahun sebanyak 4 persen.
Menanggapi hal itu, Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan apresiasi untuk Program Kartu Prakerja yang menurutnya luar biasa di Garut. Menurutnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto telah meminta kepadanya supaya Prakerja dan program-program pemerintah pusat yang lain termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) harus dilanjutkan dan mendapatkan dukungan karena sangat berguna dalam rangka meningkatkan ekonomi di Garut.
"Ini luar biasa. Program Prakerja mantap di Garut," ujar Rudy.
Baca Juga: Operasi Zebra Lodaya 2021 Saat Jumat Berkah, Dari Helm, Masker hingga Nasi Kotak Gratis
Sementara itu, Nenden Farida Ukus (42), salah satu penerima program Kartu Prakerja di Kabupaten Garut, berharap program Kartu Prakerja bisa terus dilanjutkan. Hal ini menurutnya sangat membantu para pedagang yang merasakan dampak pandemi Covid-19 seperti dirinya.
Nenden yang mengikuti program Prakerja gelombang 22 mengaku, dengan diterimanya ia pada program tersebut, menimbulkan kembali rasa percaya dirinya setelah usahanya sempat gulung tikar akibat pandemi. Sebelumnya, Nenden membuka usaha toko kelontong, namun karena situasi pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), membuat tokonya sepi, sehingga ia harus mengalihkan bisnisnya dengan berjualan secara daring.
