"Nah kesenangan disini saya ambil dari hobi yang saya jalani dari tahun 2013 sampai saat ini yaitu seni graffiti," ujarnya.
Menurut Ilham, seni graffiti secara garis besar adalah seni yang memang merusak atau sering juga disebut vandalisme jika dilihat dari segi negatif.
"Tetapi saya ingin berusaha bahwa graffiti bisa juga membuat hal yang positif bagi masyarakat sekitar jika ada obrolan atau omongan yang nantinya akan berubah menjadi sebuah konsep gambar yang luar biasa," ujarnya saat dihubungi Senin 20 Desember 2021.
Hal lain yang melatarbelakangi dia berkarya adalah kultur yang artinya kebudayaan atau budaya. Dikatakan dia, budaya di sini diambil karena dirinya berasal dari Kota Tasikmalaya yang memilih melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Yogyakarta,
Sementara mengenai alasan membawa hasil kebudayaan Kota Tasikmalaya yaitu payung geulis sebagai tema yang dipilih karena dirinya ingin membuktikan bahwa ini adalah titik balik dia kepada kota tercinta.
Baca Juga: Dukung Wisata Waduk Jatigede, Kementerian PUPR Bangun Jalan Lingkar Utara Kawasan Jatigede
Ia menegaskan komitmen tidak akan lupa bahwa Kota Tasikmalaya adalah rumah pertamanya.
"Payung geulis yang saya tuangkan ke dalam kanvas berniatkan membantu agar bisa menjadi sebuah harapan supaya ikon Kota Tasikmalaya payung geulis ini bisa lebih eksis di masyarakat," ujarnya.
"Maka dari itu marilah kita untuk lebih menghargai dan lebih mencintai kebudayaan kota Tasikmalaya agar tidak hilang atau punah," tutur putra dari tenaga pengajar di SD Al Muttaqin Tasikmalaya H Engkos Kosasih itu.