Baca Juga: 5 Juta Tahun Silam, Wilayah Sumedang Diduga Merupakan Kawasan Lautan Dangkal, Ini Tandanya
Sebab sejak adanya temuan fosil purba di wilayahnya, kata Dewi, akhir-akhir ini jadi banyak warga luar yang berdatangan dengan dalih akan melakukan penelitian.
"Kalau daerah konservasi ini tidak dijaga dengan serius, kami khawatir fosil-fosil purba yang ada di sini nantinya habis diambil orang. Kalau fosil-fosil tersebut hilang, nanti peneliti dari Balai Arkeologi akan kesulitan dalam merekonstruksi hasil temuan tersebut," ujar Dewi.
Maka dari itu, sebelum fosil purba ini banyak yang hilang, lebih baik dilakukan pengawasan sejak dini. Supaya, ketika para peneliti dari Badan Geologi dan Balai Arkeologi melakukan ekskavasi, fosil purba yang berbeda di daerah konservasi ini bisa tetap utuh.
"Soalnya akhir tahun 2021 kemarin juga, kami sempat memergoki beberapa mahasiswa yang melakukan penelitian bebatuan di daerah kami. Pas kami tanya-tanya, mereka ternyata tidak memegang surat izin ataupun rekomendasi dari pihak kampusnya. Hal-hal seperti itu yang kami takutkan, soalnya semakin banyak orang yang mengambil fosil, maka akan semakin sulit untuk merekonstruksi fosil purba tersebut," tuturnya.***