Selain yang Pro, Pembangunan Jalan Tol Batikcap di Garut Juga Ada yang Kontra, Ini Penyebabnya

- 16 Januari 2022, 21:33 WIB
Gunung Papandayan di Kabupaten Garut. Adanya tol Batikcap diharapkan membuat sektor pariwisata Garut terdongkrak.*
Gunung Papandayan di Kabupaten Garut. Adanya tol Batikcap diharapkan membuat sektor pariwisata Garut terdongkrak.* /Dok. Kabar-Priangan.com/Dindin Herdiana

 

KABAR PRIANGAN - Rencana pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah yakni Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Batikcap) menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Garut. 

Sebagian menyambut baik rencana megaproyek ini karena menilai sangat besar manfaatnya, namun sebagian lagi menilai justru dengan adanya Jalan Tol Batikcap akan menimbulkan kerugian bagi mereka.

Irwan (46), salah seorang pengusaha kerajinan kulit warga Kampung Sukaregang, Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota, menyambut baik rencana pembangunan Jalan Tol Batikcap yang juga melintasi wilayah Garut.

Baca Juga: Polres Garut Buru Pelaku Pembakar SMPN 1 Cikelet yang Terekam CCTV

Ia menilai dibangunnya akses tol Batikcap ini akan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi warga Garut mengingat akses menuju Garut yang kian mudah.

Menurutnya, dengan kian mudahnya kases menuju Garut, hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang pasti akan berdampak terhadap meningkatnya perekonomian warga Garut.

Begitu juga halnya terhadap para pengusaha makanan atau kerajinan khas Garut termasuk para pengrajin atau pengusaha kulit yang ada di Sukaregang.

Baca Juga: Gara-Gara Minta Pisah, Seorang Ibu Rumah Tangga di Tasikmalaya Dipukul Suaminya dengan Gas Melon

"Selama ini, kerajinan kulit Sukaregang selalu menjadi buruan para wisatawan dari luar padahal akses menuju Garut tidak begitu lancar akibat seringnya terjadi kemacetan di sejumlah titik," ujarnya, Minggu 16 januari 2022.

"Apalagi jika nanti sudah ada jalan tol yang menyebabkan akses ke Garut kian mudah dan cepat, tentu akan sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan kerajinan kulit," tutur Irwan, menambahkan.

Keberadaan jalan tol di wilayah Garut, dinilai Irwan, akan mampu mengatasi masalah kemacetan yang selama ini selalu menjadi keluhan para wisatawan.

Baca Juga: Mahasiswa Wanti-wanti, Ajang Pilrek Unsil Tasikmalaya 2022 Harus Terbebas dari Kepentingan Politik Apa pun

Apalagi rencananya di wilayah Garut akan ada dua pintu ke luar tol yakni di kawasan Banyuresmi dan Cilawu yang tentunya akan sangat menguntungkan.

Berbagai barang hasil kerajinan kulit Sukaregang, tutur Irwan, selama ini bukan hanya dijual di wilayah lokal tapi juga ekspansi ke berbagai daerah di Jawa Barat maupun provinsi lain di Indonesia.

"Bahkan tak sedikit pula pengusaha yang sudah mempunyai akses pemasaran hingga ke luar negeri," ujarnya.

Baca Juga: Merinding! Serangan Monyet di Sumedang Mirip Siluman, Pawang dari Baduy Pernah Lihat Monyet Pakai Bendo

Ungkapan senada dilontarkan pengusaha objek wisata di kawasan Cipanas, Tarogong Kaler, Mahmud (51). Ia mengaku optimistis keberadaan jalan tol yang melintasi wilayah Garut akan semakin mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke Garut akibat semakin mudahnya akses.

"Baguslah, manfaatnya akan sangat besar terhadap perkembangan kepariwisataan di Garut akibat akan semakin meningkatnya kunjungan. Akses menuju Garut akan semakin mudah sehingga otomatis wisatawan pun akan semakin banyak," ujar Mahmud.

Ditambahkannya, adanya dua pintu keluar tol di wilayah Garut menurut Mahmud merupakan keuntungan yang sangat besar. Apalagi salah satunya berada tak begitu jauh dari akses menuju sejumlah kawasan objek wisata di Garut, terutama Cipanas.

Baca Juga: Rame-rame Pergi ke Pangandaran Setelah Bencana, Para Kades di Selaawi Garut Tuai Kritikan

Mahmud pun berharap agar pembangunan Jalan Tol Baticap ini bisa secepatnya dilaksanakan. Para pengusaha objek wisata di Garut pun diyakininya akan sangat mendukung rencana pembangunan jalan tol tersebut mengingat manfaatnya yang sangat besar.

Sementara itu, berbeda dengan apa yang diungkapkan Irwan dan Mahmud, pengusaha rumah makan di kawasan Jalan Raya Limbangan-Malangbong, Asep, malah berpendapat
sebaliknya.

Ia menilai keberadaan jalan tol di Garut justru malah akan sangat merugikan para pengusaha rumah makan atau kuliner lainnya yang berada di jalur selain jalan tol.

Baca Juga: Kecelakaan Lalu Lintas di Kawalu Tasikmalaya, Mahasiswa Tewas di Jalan Menikung

Dengan adanya jalan tol, jumlah kendaraan yang melintas di jalur lama tentu akan semakin berkurang. Hal ini tentu akan menyebabkan konsumen yang datang dan makan di warung nasi miliknya akan semakin berkurang juga.

"Kita berkaca pada kasus yang sudah-sudah seperti keberadaan Jalan Tol Cipularang. Berapa banyak rumah makan yang berada di jalur lama bangkrut setelah ada jalan tol itu dan dampak yang sama pasti akan terjadi juga di Garut akibat pembangunan Jalan Tol Batikcap," katanya.

Namun demikian, Asep mengaku tak bisa berbuat banyak apalagi untuk melakukan penolakan terhadap pembangunan jalan tol yang katanya merupakan yang terpanjang di Indonesia ini.

Baca Juga: Ini Ciri-ciri Orang yang Melakukan Pesugihan Ratu Ular. Tiap Malam Jumat Harus ‘Melayani’ Sang Ratu

"Selaku warga biasa, saya hanya bisa berharap agar dirinya tetap diberikan kemudahan dalam mendapatkan rezeki meskipun nanti warung nasi yang dirintis sejak puluhan tahun lalu ini akan kian sepi dari pembeli," ujar Asep.

Kekhawatiran seperti itu pula yang saat ini dirasakan Aam (52), pemilik Toko Dodol Ganda Rasa di kawsan Jalan Otista, Kecamatan Tarogong Kaler. Ia merasa keberadaan jalan tol di Garut malah akan semakin mengancam usaha yang sudah dijalaninya sejak lama ini.

"Jangankan dengan adanya jalan tol, adanya sejumlah jalan lintas yang baru dan saat ini sudah mulai digunakan pun pengaruhnya sudah sangat terasa," kata Aam.

Baca Juga: MISTERI SUMEDANG: Pohon Ini Disebut Penyebab Ratusan Nyawa Melayang di Jalan Cae, Benarkah? Begini Ceritanya

"Jumlah pembeli terus berkurang karena kini banyak pengendara yang memilih menggunakan jalan lintas sehingga tak lagi melintasi dan belanja oleh-oleh di toko yang ada di kawasan ini," ucap Aam, menambahkan.

Ia mencontohkan, jalan lintas yang kini banyak dipilih pengendara atau wisatawan adalah Jalan Lintas Sigobing-Hampor.

Akses jalan ini yang langsung menuju kawasan Objek Wisata Cipanas serta arah menuju kawasan Darajat, membuat para pengendara atau wisatawan lebih memilih menggunakannya sehingga kendaraan yang melintas di Jalan Otista kian berkurang.

Baca Juga: Pasukan Banser Ansor Sumedang Disiagakan Bantu Program Pemerintah, Salah Satunya Progam Ini

"Apalagi jika nanti sudah ada jalan tol, kemungkinan besar jumlah pembeli akan semakin berkurang. Namun kami berharap hal ini tak akan terjadi karena tentu akan sangat merepotkan kami jika benar-benar sampai terjadi," ujar Aam.*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x