“Saya yakin, kehadirian PPIK di Kota Tasikmalaya akan menjadi sarana bagi produk-produk asli Indonesia untuk semakin menjadi raja di rumah sendiri dan memiliki kemampuan untuk nantinya menembus pasar, baik nasional maupun internasional," ujarnya.
Di tempat yang sama Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan, Kota Tasikmalaya memiliki begitu banyak tenaga kreatif yang mampu menghasikan produk kerajinan berupa bordir, batik, alas kaki, meubel, kerajinan mendong, hingga kerajinan bambu.
Selain itu payung geulis sebagai simbol yang dijadikan lambang Kota Tasikmalaya. "Kota Tasikmalaya sudah sangat lama dikenal sebagai kota penghasil pusat produk industri di tingkat nasional bahkan tingkat internasional," ujarnya.
Baca Juga: Kakek Pelaku Cabul Balita Diamankan Polres Tasikmalaya Kota. Ancaman Hukumannya Bikin Merinding
Pusat industri dan perdagangan di Kota Tasikmalaya, lanjut dia, dititikberatkan untuk indistri kreatif skala usaha industri kecil dan menengah. Kebijakan pembangunan bidang industri sendiri lebih dititikberatkan kepada pengembangan industri kreatif kerajinan fesyen.
"Khususnya aspek-aspek yang meliputi pengembangan desain produk, teknik produksi, manajemen, pemasaran, termasuk penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana yang memadai," tuturnya.
Untuk penyeduan infrastruktur sarana dan prasarana, kata Yusuf, beberapa upaya yang telah dilakukan adalah dengan melaksanakan pembangunan Gedung PPIK Kota Tasikmalaya.
Gedung tersebut dibangun pada tahun anggaran (TA) 2018-2019 bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) fisik bidang industri kecil dan menengah dari Kementerian Perindustrian RI.
PPIK berfungsi sebagai tempat pelatihan pelatihan seperti pelatihan teknik produksi, pelatihan desain produk, serta pasilitas promosi dan pemasaran.