"Menurut hasil kajian yang dilakukan Dinkes, tujuh orang pasien yang meninggal akibat DBD ini, rata-rata disebabkan karena terlambat mengakses pelayanan kesehatan. Jadi setelah terinfeksi cukup lama dan parah, mereka baru diperiksa, akhirnya jadi tidak tertolong," tuturnya.
Baca Juga: Situ Pangeran di Sumedang Riwayatmu Kini
Maka dari itu, guna mengantisipasinya Dinkes pun telah mensosialisasikan kepada masyarakat melalui Puskesmas di kecamatan masing-masing, supaya rutin melakukan PSN dan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik).
"Untuk mengoptimalkan pencegahan DBD, kami rencananya akan melakukan evaluasi setiap minggu. Dengan tujuan, untuk meningkatkan upaya pelacakan dan deteksi dini DBD di lingkungan masyarakat," ujarnya.
Renny menegaskan, saat ini kasus DBD yang terjadi di wilayah Kabupaten Sumedang, belum bisa dikatakan sebagai Kasus Luar Biasa (KLB), soalnya masih dalam kondisi relatif terkendali.***