"Kacang Koro ini dapat mensubtitusi kacang kedelai yang mana setiap tahun Indonesia mengimpor dari Amerika dan Brazil sebesar Rp17 Triliun. Apabila Sumedang mampu mencukupi untuk kebutuhan Sumedang saja, ini sudah luar biasa," ujarnya.
Baca Juga: Nyata! Rombongan Satpol PP Jatigede Sumedang Diteror Hantu Pocong
Dikatakan, dalam pelaksanaannya pihaknya akan turut melibatkan para petani milenial, tanpa mengesampingkan para petani yang sudah ada.
"Tidak dibentuk kelompok tani yang baru. Kami padukan petani milenial ini dengan kelompok yang sudah berjalan. Jadi petani milenial dibantu oleh "Petani Kolotnial"," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Erwan Setiawan sangat mendukung rencana tersebut dan siap memfasilitasi apa yang dimohonkan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Sektor Peternakan di Sumedang Menurun Drastis, Ini Penyebabnya
"Kita mohon nanti lahan yang milik BBWS untuk kita garap. Kita surati ke Satkernya. Tetapi permohonan harus dari bawah dulu, dari para petani dan desa, Nanti kami yang memohonnya ke BBWS," ujarnya.
Menurutnya, upaya tersebut juga menjadi jawaban bagi para petani yang tidak mempunyai lahan sendiri.
"Jadi ini legal. Selama ini kan BBWS tidak tahu lahannya digarapnya oleh siapa. Dengan ini, jadi ada kepastian," ucapnya.
Baca Juga: Jalan Nasional di Sumedang Kembali Ambles, Akses Lalulintas Bandung-Cirebon Terganggu