Baca Juga: UPT Metrologi Sumedang Imbau SPBU Wajib Lakukan Tera Ulang Alat Ukur
"Sekarang yang bertani kencur itu kan bukan hanya warga Jingkang. Di daerah lain juga sudah banyak, jadinya harga jual juga makin tidak stabil," ujar Asma.
Akibat dari tidak stabilnya harga jual ini, sambung Asma, akhirnya tingkat minat warga untuk menanam kencur jadi berkurang.
Dengan begitu, akhirnya hasil produksi kencur di wilayah Desa Jingkang yang semula bisa mencapai ribuan ton per musim itupun sekarang jadi terus berkurang, paling hanya tinggal kisaran 500 ton per setiap panen.
Baca Juga: Pandemi dan Cuaca Hujan tidak Berpengaruh Pada Kesehatan Hewan di Wado Sumedang
“Warga banyak yang berhenti menanam kencur itu gara-gara harga kencur anjlok hingga di bawah Rp 5.000,- per kilogram. Sehingga petani mengalami kerugian yang sangat besar, jadinya banyak yang kapok," ujarnya.***