Kencur Jingkang Sumedang Pernah Kuasai Pasar Nusantara, Begini Kisahnya

- 18 Maret 2022, 15:49 WIB
Salah seorang petani di wilayah Desa Jingkang, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, sedang memanen kencur, di kebunnya, Jumat, 18 Maret 2022.
Salah seorang petani di wilayah Desa Jingkang, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, sedang memanen kencur, di kebunnya, Jumat, 18 Maret 2022. /kabar-priangan.com/Taufik Rohman /

Berdasarkan data yang ada, pada tahun 1990 sampai tahun 2020, kencur asal Jingkang ini tercatat pernah merajai sejumlah pasar komoditas Toga di wilayah Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga pasar di luar pulau seperti Bali dan Madura.

Tingginya permintaan pasar untuk komoditi kencur inipun, konon sampai membuat warga Jingkang banyak yang mendadak kaya dari hasil penjualan kencur.

Baca Juga: Bencana Pergerakan Tanah di Desa Sukamukti Sumedang, 8 Keluarga Masih Bertahan di Pengungsian

“Memang betul, soalnya dulu daerah penghasil kencur terbesar di Indonesia itu, ya daerah kami. Dulu perekonomian warga Jingkang ini majunya dari pertanian kencur. Warga di sini, bisa beli mobil dan motor itu dari hasil panen kencur," kata Asma S.Pd (41) salah seorang petani sekaligus pengusaha kencur asal Dusun/Desa Jingkang, Jumat, 18 Maret 2022.

Petani muda yang gemar bisnis jual beli hasil bumi ini, menyebutkan masa kejayaan tanaman toga jenis kencur yang selama ini menjadi komoditi unggulan bagi warga Desa Jingkang itu, sekarang sepertinya telah berakhir.

Hal ini terlihat, dari terus menurunnya hasil produksi kencur di wilayah Desa Jingkang, Sumedang. Saat ini, hasil produksi kencur di Desa Jingkang hanya tinggal sedikit, di bawah 500 ton per sekali panen.

Baca Juga: Kalangan Pengusaha di Sumedang Masih Awam Terkait Perubahan IMB ke PBG

"Berkurangnya hasil produksi kencur ini, terjadi akibat menurunnya tingkat minat masyarakat untuk bertani kencur. Penyebab utamanya, karena harga jual kencur saat ini, tidak sepadan dengan modal yang harus dikeluarkan untuk proses penanaman,” tutur Asma.

Asma menuturkan, sebagian besar wilayahnya memang merupakan kawasan perbukitan, yang tentunya sangat sedikit areal pesawahan. Karena kondisi daerahnya perbukitan, maka sebagian besar warga di sana hanya mengandalkan hidup dari usaha pertanian palawija, yang salah satunya adalah melakukan budidaya tanaman toga jenis kencur.

Namun sayangnya, kata Asma, seiring perkembangan jaman, usaha kencur tersebut belakangan ini banyak diikuti juga oleh daerah-daerah lain, sehingga produksi kencur tersebut akhirnya menjadi banyak saingan.

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x