KABAR PRIANGAN – Hari Meteorologi Dunia (HMD) atau World Meteorogical Day (WMD) diperingati setiap tanggal 23 Maret.
Peringatan Hari Meteorologi Dunia pada 23 Maret 2022 kali ini menjadi peringatan yang ke-72.
Peringatan Hari Meteorologi Dunia dijadikan momen untuk meningkatkan kepedulian serta kesadaran terhadap perkembangan cuaca dan iklim di seluruh dunia.
Baca Juga: Prediksi Line Up Italia vs Makedonia Utara: Bonucci Diragukan Tampil, Simak Daftar Skuad Gli Azzurri
Penetapan tanggal 23 Maret sebagai Hari Meteorologi Dunia (HMD) ini berdasarkan pada konvensi meteorologi pada tanggal 23 Maret 1950.
Dimana konvensi meteorologi tersebut menjadi rangkaian dari berdirinya Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorogical Organization (WMO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
World Meteorogical Organization adalah organisasi antar pemerintah dengan keanggotaan 186 negara anggota dan 6 anggota teritori.
Baca Juga: Total 5 Orang Sudah Ditangkap Termasuk Bos Robot Trading Fahrenheit, Hendry Susanto
Indonesia sendiri masuk menjadi anggota World Meteorogical Organization pada 16 November 1950 dan berada di regional V Pasifik Barat Daya.
World Meteorogical Organization berperan penting dalam menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat, kesejahteraan ekonomi, dan perlindungan lingkungan hidup.
Lantas tema apa yang diusung dalam peringatan Hari Meteorologi Dunia di tahun ini?
Peringatan Hari Meteorologi Dunia pada 23 Maret 2022 kali ini mengangkat tema ‘Early Warning and Early Action, Hydrometeorogical and Climate Information for Disaster Risk Reduction’.
Arti tema di tahun ini yaitu peringatan dini dan tindakan dini, serta menyoroti pentingnya informasi hidrometeorologi dan iklim untuk pengurangan risiko bencana.
Meteorologi sendiri yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer.
Sedangkan bencana hidrometeorologi yaitu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer, air, dan lautan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa perubahan iklim terus terjadi yang menimbulkan dampak serius berup bencana hidrometeorologi yang intensitasnya semakin sering terjadi.
BMKG pun memberikan contoh bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di Indonesia di antaranya yaitu, kekeringan, badai petir, banjir, angin kencang, longsor, dan puting beliung.***