Bahkan fasilitas lain yang diberikan pihak Ponpes bagi peserta Sanlat, semuanya sangat berkualitas, termasuk jamuan makannya, dalam satu hari diberi 3 kali makan, dengan menu yang berbeda-beda.
Baca Juga: Optimalisasi PJU, Dinas Perhubungan Sumedang Luncurkan Aplikasi Sipujaan
Begitu juga dengan pengisian materi, Suharja menyebutkan, selama dua hari mengikuti Sanlat, pemberian materinya full sampai malam, sehingga waktu istirahatnya hanya pas tidur malam saja.
"Kalau saya hitung-hitung, daripada kegiatan tidak jelas seperti studi banding ke Pangandaran, ya mendingan kegiatan ini. Fasilitasnya nyaman, terus dapat ilmu agama pula," tutur Suharja, Kades yang telah mengikuti kegiatan Sanlat pada gelombang pertama.
Pengakuan peserta Sanlat ini, memang tak jauh berbeda dengan pernyataan yang sempat disampaikan Humas Ponpes Internasional As Syifa Walmahmudiyah Sumedang, H. Endang Hasanudin, pada sebuah media online.
Baca Juga: BPK RI Siap Periksa LKPD Kabupaten Sumedang, Bupati: SKPD Harus Proaktif
Dalam pernyataannya di media online, Endang Hasanudin, sempat menjelaskan bahwa biaya sebesar Rp 2,5 juta per Kades itu, Rp 1,6 juta diantaranya dikembalikan kepada peserta dalam bentuk barang, dan layanan lainnya.
Dengan kata lain, dari total Rp 2,5 juta biaya Sanlat tersebut, sebanyak Rp 1,6 juta diantaranya dipergunakan untuk biaya penginapan sekelas hotel bintang 3, biaya pembelian jaket, tas, block note, sendal, pulpen, kaos, buku, dan biaya makan sebanyak 7 kali, termasuk untuk biaya outbound, snack, kopi, fasilitas internet, dan piagam.
"Perlu kami jelaskan, kegiatan Sanlat ini sebenarnya bukan 2 hari, tetapi 3 hari. Dimana 2 hari acaranya dilakukan pada waktu Sanlat, sedangkan 1 harinya lagi, akan dilaksanakan nanti setelah lebaran," ujar Endang.
Baca Juga: Pecandu Narkoba di Sumedang Diminta Jangan Takut Menjalani Rehabilitasi