"Delapan TPT roboh sehingga ditaksir kerugian meteri Rp 1 miliar lebih karena ektimasi kerugian per TPT yang roboh mencapai Rp 150 juta," ujar Ucu menambahkan.
Terkait laporan bencana tersebut, Kota Tasikmalaya telah melakukan berbagai penanganan di sejumlah titik bencana. Namun hingga saat ini masih ada dua titik yang belum bisa tertangani karena keterbatasan alat berat.
Baca Juga: Wagub Jabar Imbau Orang Desa yang Ada di Kota untuk Balik ke Desa
"Termasuk medannya yang tidak bisa dilalui alat berat sehingga penanganannya dilakukan secara manual," ujarnya.
Selain longsor, akibat intensitas hujan yang cukup tinggi, di Kota Tasikmalaya juga kerap terjadi banjir genangan yang kebanyakan akibat debit air cukup tinggi dan kurangnya daerah resapan air.
"Banjir genangan selalu terjadi saat terjadi hujan besar. Kami juga telah memetakan beberapa titik yang selalu menjadi langganan terjadinya banjir genangan seperti di Jalan AH Nasution Mangkubumi, Jalan Siliwangi, Jalan Mashudi dan yang lainnya,' kata Ucu.
Baca Juga: Pasien Covid-19 di Garut yang Dirawat Tinggal 23 Orang, Begini Kondisinya
Terkait hal itu pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas teknis untuk bersama-sama melakukan upaya penanganan. Sedangkan pohon tumbang alhamdulilla tidak ada.
"Melihat situasi alam seperti ini kami mengimbau agar masyarakat Kota Tasikmalaya tetap waspada, bila terjadi hujan besar disertai angin, tempat-tempat yang rawan agar dikosongkan," ujarnya.*