"Pokonya setiap munggahan, warga di sini pasti akan mengadakan acara Gembrong Liwet. Tradisi munggahan ini telah turun-temurun, dan sampai sekarang masih kami lestarikan," ujar Nana.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Antrean Minyak Goreng Masih Terjadi di Sumedang
Adapun tujuan utama dari penyelenggaraan tradisi Gembrong Liwet ini, tiada lain untuk memupuk kebersamaan warga, sekaligus sebagai ungkapan syukur masyarakat karena akan bertemu lagi dengan bulan suci Ramadan.
"Filosofi dari tradisi Gembrong Liwet ini, salah satunya meleburkan perbedaan status golongan di tengah warga. Karena pada saat nasi liwet itu disajikan, kita akan memakannya secara bersama-sama, tanpa ada perbedaan," katanya.
Sebab, dalam tradisi Gembrong Liwet ini, semua masyarakat baik itu Ketua RT, Ketua RW, kepala desa, ataupun tamu yang hadir semuanya akan mendapatkan perlakuan yang sama, yakni akan bersama-sama memakan nasi liwet di atas alas daun pisang tanpa meja.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Warga Sumedang Pasti Lakukan Tradisi Ini
"Untuk saat ini, kami masih melakukan persiapan. Rencananya, pada acara tradisi Gembrong Liwet nanti kami akan menyiapkan kurang lebih 40 tungku untuk memasak nasi liwetnya," ujar Nana.***