Peringatan Hari TBC Sedunia di Leuwisari Tasikmalaya, Meski Masa Pandemi, TB Paru Juga Harus Diwaspadai

- 30 Maret 2022, 20:48 WIB
Sejumlah santri dan peserta mendengarkan pemaparan Kepala Puskesmas Leuwisari Dindin Budiana pada workshop Hari TBC Sedunia di Pontren Modern At Tadjid Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, Rabu 30 Maret 2022.*
Sejumlah santri dan peserta mendengarkan pemaparan Kepala Puskesmas Leuwisari Dindin Budiana pada workshop Hari TBC Sedunia di Pontren Modern At Tadjid Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, Rabu 30 Maret 2022.* /Kabar-Priangan.com/Teguh Arifianto

KABAR PRIANGAN - Masyarakat Indonesia umumnya dan Kabupaten Tasikmalaya khususnya sudah tiga tahun ini fokus pada penyakit corona virus desease 2019 (Covid 19).

Padahal selain Covid 19, banyak penyakit yang harus menjadi kewaspadaan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya karena apabila tak ditangani baik, bisa menyebabkan kematian. Salah satunya penyakit TB Paru.

Demikian disampaikan Staf Program  Impementary Unit (IU) Konsursium Penabulu Stop TB Patnership Indonesia (STPI) Kabupaten Tasikmalaya Muhammad Jalaludin seusai mengisi kegiatan Peringatan Hari TBC Sedunia.

Baca Juga: Tiga Anggota Geng Motor Pembawa Senjata Tajam di Tasikmalaya Akhirnya Ditetapkan Jadi Tersangka

Kegiatan digelar Tim IU Kabupaten Tasikmalaya bersama UPT Puskesmas Leuwisari, Rabu, 30 Maret 2022.

"Meski saat ini sedang booming pandemi Covid 19, tetapi harus diingat ada penyakit lain yang sama berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan jiwa manusia yakni TB Paru," ujarnya.

"Malah antara Covid dan TB Paru ada irisian yakni gejala yang sama batuk-batuk meski pada akhirnya penyebab dan penyakitnya berbeda tetapi keduanya berbahaya, bisa membunuh jika diabaikan," kata Jalaludin.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Satgas Pangan Datangi Pasar Manonjaya dan Pasar Cineam Tasikmalaya Cek Makanan

Kegiatan yang diisi seminar, workshop, skrining kesehatan peserta, pemberian nutrisi bagi pasien TB, dihadiri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Camat Leuwisari Wawan Suhawan, Kepala Puskesmas Leuwisari Dindin Budiana, Wasor TB Paru Ai Sukmawati.

Hadir pula peserta ratusan santri dan kader TB paru di delapan wilayah puskesmas yakni Singaparna, Tinewati, Mangunreja, Cigalontang, Sukarame, Sariwangi, Padakembang dan tuan rumah Leuwisari.

Jalaludin melanjutkan, melalui kegiatan ini dirinya berharap menggalang dukungan dan komitmen bersama-sama untuk elemenasi TB Paru dari semua stakeholders, termasuk kepada generasi bangsa yakni santri yang sedang menimba ilmu di pesantren.

Baca Juga: MUI Kota Tasikmalaya Pastikan 1 Ramadan 1443 H Sabtu 2 April 2022, Bisa Jadi Keputusan Semua Ormas Islam Sama

"Kami libatkan santri karena mereka sering berinteraksi dalam jumlah besar di pondok, dan itu berpotensi menjadi penyebaran TB," ujarnya.

"Makanya kami edukasi apa itu TB Paru, bagaimana pencegahannya, bagaimana pengobatannya dan hal-hal lain yang penting agar terhindari dari penyakit tersebut," kata dia.

Kepala Puskesmas Leuwisari Dindin Budiana yang juga pemateri kegiatan itu menyebutkan, dengan jangkauan dan jumlah penduduk cukup besar namun SDM terbatas, Puskesmas Leuwisari siap mendukung program pemerintah yakni Indonesia Bebas TBC tahun 2030.

Baca Juga: Akibat Hujan Deras dan Angin Kencang Sehari di Ciamis Ada 27 Titik Terdampak, Sebagian Besar di Cijeungjing

"Jadi ada delapan tahun lagi jangka waktu kerja kami mewujudkan hal itu. Mudah-mudahan saja bisa tercapai dan hal itu tentu perlu komitmen semua pihak dalam eleminiasi TB Paru," katanya.

Ditanya mengenai pencegahan TB Paru, Jalaludin mengingatkan masyarakat akan pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Karena berdasarkan pengalamannya, masyarakat yang banyak teridap TB Paru lebih banyak dari kondisi yang kumuh dan sanitasi yang kurang baik.

Termasuk dengan pencahayaan ultra violet matahari yang sangat minim ke dalam rumah. "Kondisi tadi sangat disukai bakteri dan kuman TB Paru untuk hidup dan berkembang. Makanya PHBS itu sangat penting dalam mencegah penyakit TBC," ujaranya.

Baca Juga: Menkopolhukam Mahfud MD Beberkan Narasi Tentang Indonesia Emas 2045 di IPDN

"Dan jika ada di orang rumah ada yang terinfeksi, jangan sungkan memeriksakan diri ke puskesmas terdekat untuk penanganan lebih lanjut agar sembuh. Jangan sampai nanti si pasien resisten yang bisa menyebabkan kematian," ucap Jalaludin.*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x