"Selama ini untuk pemeliharaan TPU Dipatikur, saya hanya diberi obat pembasmi rumput saja dari pemerintah. Bahkan alat semprotnya pun saya beli sendiri,” kata Aep.
Jadi, kata dia, jangankan untuk memelihara makam yang rusak, untuk pemeliharaan TPU secara umum pun, dirinya hanya diberi obat pembasmi rumput saja.
Alih-alih untuk pemeliharaan, kata dia, dirinya pun selama ini tak diberi honor sepeser pun oleh pemerintah.
“Selama ini saya tak digaji, tidak diberi honor bulanan dari Pemkot Banjar," ucapnya seraya menjelaskan, luas TPU Dipatikur yang berada di Lingkungan Banjarkolot ini sekitar 800 bata.
Menyusul terus menurunnya jumlah kasus covid-19 di Kota Banjar, diakui dia, lubang kubur atau liat lahat yang dipersiapkan untuk pemakaman jenazah sekarang ini, hanya satu lubang kosong saja.
"Dulu, waktu Covid meningkat sempat dipersiapkan 3 lubang kubur sehari. Untuk saat ini cukup dipersiapkan satu lubang kubur saja, satu juga sudah lama tak dipergunakan. Mudah-mudahan saja tak ada lagi yang meninggal gegara Corona mendatang," ucap Aep.
Di tempat terpisah, Jubir Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekononi Nasional (PC PEN) Kota Banjar, H. Agus Nugraha mengatakan, total meninggal dunia yang dipulasara dan dikebumikan dengan protokol kesehatan Covid-19 di Kota Banjar selama pandemi sampai Minggu, 3 April 2022, sebanyak 231 orang.
Rincianya, jenazah berstatus terkonfirmasi, positif Covid-19 sebanyak 162 orang dan berstatus probable sebanyak 69 orang.