"Alhamdulillah berkat difasilitasi Pak RW, kami bisa berpartisipasi dalam acara yang mulia ini," kata Mamat di sela kegiatan.
Dirinya pun mengaku senang dan terharu karena bisa jadi bagian dari syiar Islam seperti ini. Ia berharap ke depan, syiar Islam dalam bentuk apapun bisa melibatkan kaum disabilitas seperti mereka.
Baca Juga: Kades di Garut Diperiksa Polisi Terkait Dugaan Penyelewengan BLT Migor, Bupati Mengaku Kecewa
Selama ini Mamat bersama istrinya yang tinggal di Jalan Rumah Sakit Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya mengamalkan ilmunya dengan mengajar mengaji Alquran Braille untuk para penyandang tuna netra di Kota Tasikmalaya.
Semangat keduanya mengajarkan mengaji sungguh mengharukan sekaligus membanggakan.
Mereka mengajar sekaligus belajar mengaji bersama dengan para tuna netra lainnya dengan menggunakan Alquran Braille.
Namun karena keterbatasan tempat dan jumlah Alquran Braille, mereka hanya bisa satu kali dalam satu minggu belajar mengaji bersama.
Menurut Mamat, kegiatan belajar membaca Alquran tersebut tidak saja dilakukan secara langsung akan tetapi juga dilakukan secara daring yang diikuti ratusan penyandang tuna netra di berbagai daerah di Indonesia.
"Jamaah kami ini tidak hanya di Kota Tasikmalaya saja, tapi hampir di setiap wilayah di Indonesia yang tergabung dalam Yayasan Louise Braille Indonesia. Bahkan ada salahsatu jamaah berasal dari negri Jiran Malaysia," ujar Mamat.***