KABAR PRIANGAN - Hampir sepanjang musim, ratusan kepala keluarga yang tinggal di Kedusunan Saribakti, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya kesulitan mendapatkan air bersih.
Meski di musim penghujan sekalipun, ratusan warga harus berjalan kaki lebih dari 1 km untuk mendapatkan air bersih.
Kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun. Akan tetapi hingga kini tidak ada perubahan. Tiga kampung yang paling parah mengalami kesulitan air bersih yakni Kampung Saribakti, Kampung Gunungkembar dan Kampung Pasir Buligir.
Warga disana telah berupaya mendapatkan air bersih, seperti menggali sumur atau membuat penampungan air.
Akan tetapi semua itu sia-sia. Sebab sumur yang mereka gali tetap saja kering meski kedalamannya telah mencapai puluhan meter.
Salah satu warga kampung Sinargalih, Kedusunan Saribakti, Aat (60) mengatakan, tidak hanya musim kemarau saja warga kesulitan mendapatkan air bersih, tetapi saat musim penghujan pun warga tetap kesulitan.
Untuk mendapatkan air bersih, warga setiap hari harus berjalan kaki menuruni lereng bukit melalui jalan setapak.
Jauhnya sekira 800 meter sampai 1 km sebelum sampai di sumber mata air yang berada di bawah bukit Gunungkembar.
Aat bersama istrinya Fatimah (55) setiap hari membawa ember dan jerigen untuk mengambil air guna keperluan hidup sehari-hari.
Baca Juga: Detik-detik Saat Bus Peziarah Mengalami Kecelakaan Maut di Tanjakan Pari, Panumbangan Ciamis
"Karena disini tidak ada warga yang mempunyai sumur untuk menampung air. Meski sudah mengali cukup dalam, tetap saja kering meski di musim hujan, apalagi jika musim kemarau," jelas dia.
Hal yang sama juga dirasakan Udin (55) yang merupakan Ketua RT Mandala 2 Kedusunan Saribakti.
Dikatakan dia, untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, dirinya arus bolak-balik mengangkut air sejauh 1 km dari sumber mata air terdekat.
Dikatakan dia, bukan tidak ada upaya warga disana untuk mendapatkan air dengan menggali sumur, akan tetapi sudah dua kali mengali sumur namun tetap kering.
"Mungkin tidak ada urat air. Sebab meski sudah menggali sumur sedalam 22 meter, namun hasilnya tetap nihil. Kami tidak mendapatkan air," jelas dia.
Kepala Dusun Saribakti, Yayat berharap ada perhatian baik dari pemerintah melalui dinas terkait maupun swasta, untuk mengatasi permasalahan warga akan sulitnya mendapatkan air bersih.
Baca Juga: Puluhan Sapi dan Kambing dari Jateng dan Jatim Ditolak Masuk ke Jawa Barat. Ternyata Ini Penyebabnya
Ia menilai, persoalan air merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi.
"Kami harap ada perhatian. Seperti halnya di dusun sebelah yang sempat dibuatkan embung air dari kelompok mahasiswa ITB yang melakukan KKN. Mungkin ke dusun kami pun program tersebut bisa masuk," harapnya.***