Namun demikian, dari hari ke hari, wabah PMK masih terus menyebar hingga menyebabkan jumlah hewan ternak yang terpapar pun terus bertambah.
Mengingat tingkat penyebaran PMK di Garut yang sudah sedemikian luas dan menimbulkan kerugian tak sedikit, tutur Helmi, maka Pemkab Garut pun akan menyiapkan anggaran sebesar Rp570 juta untuk penanganan PMK.
"Kami sekarang sudah siapkan anggaran Rp570 juta untuk penanganan PMK di Garut," ujar Helmi.
Diungkapkannya, dana tersebut diperuntukan bagi membeli obat-obatan serta membiayai operasional petugas dalam melakukan upaya pencegahan dan penanganan PMK.
Selain itu, Pemkab Garut juga punya keinginan untuk memberikan dana kerohiman bagi para peternak yang hewannya terpapar PMK agar jumlah kerugian yang dialami tak terlalu besar.
Menurut Helmi, dana sebesar itu disiapkan untuk tahap awal penanganan dan pencegahan PMK. Jika ternyata dana itu masih kurang, maka Pemkab Garut akan menambahnya dan anggarannya bisa diambil dari biaya tidak terduga (BTT).
"Kita peduli terhadap para peternak yang hewan ternaknya terpapar PMK sehingga ada yang sakit dan juga yang mati. Kita siapkan dana kerohiman atau uang kadeudeuh bagi mereka, bukan ganti rugi dengan harapan paling tidak bisa mengurangi kerugian yang mereka alami," katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan hasil penghitungan, potensi kerugian yang dialami para peternak sapi perah maupun sapi potong akibat serangan wabah PMK ini bisa mencapai miliaran rupian per harinya.