Dari sekian formasi yang tersisa sampai saat ini, kata Tete, guru honorer yang jumlahnya sekitar 2.426 itu berharap semuanya mendapatkan formasi PPPK, bahkan ada kesempatan menjadi ASN. Baik guru kelas atau guru mata pelajaran pada jenjang tingkatan SD dan SMP.
"Kalau untuk jumlah guru honorer di Kabupaten Tasikmalaya yang terdaftar saat ini dikita ada 3.600-an. Dari jumlah tersebut tidak semua masuk usulan, karena ada guru honorer yang terdaftar dalam dapodiknya baru setahun atau dua tahun," jelas dia.
Baca Juga: Dunia Terancam Krisis Pangan, Presiden Jokowi Minta Negara G7 dan G20 Cari Solusi
Ancam mogok mengajar
Dia menegaskan, jika pemerintah daerah tidak menambah formasi PPPK bagi honorer atau merealisasikan tuntutan, maka mereka mengancam akan mogok mengajar dari awal tahun ajaran baru sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
"Karena deadline perubahan formasi itu tanggal 8 Juli 2022. Jika sampai 8 Juli tidak ada perubahan formasi, maka kami di tahun ajaran baru akan mogok kerja tidak mengajar," ancam Tete.
Aksi yang dimulai pada pukul 09.30 wib ini terus diisi berbagai orasi, testimoni dan pengalaman para guru honorer yang berjuang di dunia pendidikan walau diberi honor alakadarnya.
Setelah kurang lebih dua jam berorasi, akhirnya mereka dipertemukan dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Mohamad Zen.
Dalam pertemuan tersebut, Mohamad Zen, mengatakan aksi damai yang dilakukan para guru honorer pemerintah daerah menanggapinya dengan positif.