Saat ini Sri Lanka tengah menghadapi krisis ekonomi karena pinjaman besar-besaran yang telah jatuh tempo dan negara tidak mampu untuk membayar hutangnya.
Penyebab lainnya yaitu pengeluaran pemerintah yang tinggi untuk membiayai obat-obatan, vaksin dan vitamin akibat pandemi, pengurangan pajak yang menguras pendapatan negara, sisa cadangan devisa yang mencapai level terendah.
Pinjaman kepada China dalam jumlah besar dipergunakan untuk membangun proyek-proyek pariwisata.
Ternyata akibat pandemi, kunjungan wisata menurun drastis dan langsung mempengaruhi kondisi perekonomian.
Baca Juga: Pilot Pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 yang Jatuh di Blora Dinyatakan Meninggal Dunia
Pada saat negara dalam krisis moneter menyebabkan kesulitan untuk membiayai operasional kegiatan seperti sekolah, subsidi, pelayanan pemerintahan, kepolisian, militer, dan lain sebagainya.
Kebijakan mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membiayai hutang domestik dan internasional berdampak terhadap laju inflasi yang semakin tinggi dan harga-harga semakin meroket.***