KABAR PRIANGAN - Masyarakat Kelurahan Cimuncang Kecamatan Garut Kota berharap, pemerintah daerah khususnya BPBD bersifat adil dalam penanganan bencana dampak dari curah hujan tinggi yang terjadi Jumat 15 Juli 2022 lalu.
Pasalnya, kata warga selama ini perhatian dari BPBD tercurahkan pada korban banjir. Padahal, sekarang ini banyak warga yang rumahnya berada diatas tebing terancam longsor.
"Saya memperhatikan penanganan lebih fokus pada korban banjir. Padahal ancaman longsor di Cimuncang lebih bahaya dan sudah lama terjadi tetapi dari pihak BPBD tidak ada tanda-tanda perhatiannya," kata warga Kelurahan Cimuncang.
Baca Juga: Wabup Garut Rilis Jumlah Terdampak Banjir, 242 KK Harus Diungsikan
Sementara itu, lurah Cimuncang, Ohan Suryana, mengatakan, hasil pantauan ke lapangan dari 9 RW, tercatat 5 RW terdampak. Dari lima RW tersebut terdapat 4 rumah tertimpa longsor.
"Selain itu ada irigasi yang jebol, lahan pesawahan yang rusak sekitar 30 hektaran. Alhamdulillah tidak ada korban baik yang luka atau meninggal dunia," ujar Ohan Suryana.
Ia menuturkan, dalam upaya penanganan warga bergotong royong membersihkan material longsor secara bersama sama.
Baca Juga: Pelita Intan Muda Bagikan Paket Sembako untuk Yatim dan Dhuafa di Cisompet Garut
"Alhamdulillah tidak ada yang diungsikan. Tetapi beberapa warga yang terkena dampak untuk sementara tinggal di rumah saudaranya," ucapnya.
Menurut Ohan, akibat curah hujan tinggi yang terjadi pada Jumat malam hingga Sabtu, 16 Juli 2022 siang itu, kerugian material kurang lebih mencapai Rp5 miliar r termasuk lahan pertanian, pesawahan, irigasi yang jebol, dan tembok penahan tanah (TPT) yang terjadi di 5 wilayah RW.