Pengakuan Ibunda Santri di Garut yang Dikeroyok: Gendang Telinga Bolong, Setiap Malam Terjaga

- 13 September 2022, 19:57 WIB
Neneng Nuryana, orang tua AH,.santri yang menjadi korban pengeroyokan 16 santri Pesantren Persis 99 Rancabango Garut.
Neneng Nuryana, orang tua AH,.santri yang menjadi korban pengeroyokan 16 santri Pesantren Persis 99 Rancabango Garut. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Pascaperistiwa pengeroyokan yang dilakukan 16 santri terhadap dirinya, kini AH (16) mengalami trauma. Setiap malam, ia selalu terjaga dari tidur dan langsung teriak-teriak seperti orang ketakutan.

Ibu kandung AH, Neneng Nuryana, menyebutkan benjol-benjol dan memar yang terdapat di beberapa bagian tubuh anaknya akibat dikeroyok 16 santri Pesantren Persis 99 Rancabango kini sudah tak terlihat. Hanya saja, gendang telinganya masih bolong karena menurut dokter sudah pecah. 

"Selain itu, sampai saat ini anak saya masih trauma. Setiap malam ia selalu berteriak-teriak sehingga membuat kami sedih," kata Neneng saat ditemui di rumahnya di kawasan Perum Rancabango Residence, Tarogong Kaler, Selasa, 13 September 2022.

Baca Juga: Pihak Ponpes Klarifikasi Pengeroyokan Santri di Garut, Begini Pemicunya

Ia mengaku sangat menyayangkan tidak adanya niat baik dari pihak pesantren atas kondisi yang saat ini dialami anaknya akibat pengeroyokan yang terjadi di lingkungan pesantren tersebut. 

Bahkan yang lebih disesalkannya lagi, pihak pesantren malah mengirimkan surat berisi ancaman untuk mengeluarkan anaknya dari pesantren. 

Disampaikan Neneng, anaknya pun tidak pernah mencuri handphone sebagaimana yang dituduhkan kepadanya. Pengakuannya saat diinterogasi oleh belasan santri lainnnya terpaksa ia lakukan karena takut dipukuli. 

Baca Juga: Resep 'Cirambay' Anti Gagal Jajanan Viral Khas Garut, Bongkar Rahasia Resepnya di Sini!

Hal itu menurut Neneng dikarenakan ketua dari santri yang saat itu menginterogasi anaknya membujuk AH agar mau mengakui jika dirinya sudah mencuri handphone agar tidak dipukuli. Karena saat itu AH sudah tak kuat menahan sakitnya karena dipukuli, akhirnya ia pun terpaksa mengakui telah mencuri handphone.

Namun yang terjadi kemudian, tuturnya, perlakuan kasar yang dilakukan para santri terhadap anaknya bukannya berhenti tapi malah kian parah. Ke 16 santri itu terus memukulinya bahkan ada juga yang menyiramnya dengan air comberan dan memaksa untuk meminumnya. 

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x