Dikatakan dia, sejak setahun lalu, enam ruangan kelas di SDN Bojongkapol semuanya rusak. Tidak hanya bocor, tapi bahkan ada yang sudah roboh. Hanya satu ruangan kelas saja yang masih bisa digunakan.
Akan tetapi pihak sekolah tetap dengan kondisi waswas menggunakannya. Karena hanya bisa digunakan jika cuaca cerah saja. Namun jika hujan tiba, satu ruangan inipun tetap bocor dan semua siswa dipindah tenda.
"Jika cuaca cerah, maka bisa memakai kelas yang masih ada, meski disatukan. Namun kalau kondisi hujan, kita bagi dua shift belajar, yakni pagi dan siang. Mereka semua belajar di tenda," kata Teti.
Tati berharap segera adanya perbaikan untuk kelas yang mengalami kerusakan agar bisa digunakan secara optimal oleh 150 siswa yang ada di SD Negeri Bojongkapol.
Untuk biaya perbaikan atau pembangunan kelas, maka nilainya ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Nilai yang sangat fantastis dan tidak mungkin bisa ditanggulangi sekolah dari dana BOS.
Di SDN Sindangrahayu Jatiwaras, salah seorang guru, Deden Nurjaman mengatakan, kini sebanyak 80 siswa yang ruang kelasnya ambruk terpaksa belajar dengan menumpang ke bangunan madrasah terdekat.
Mereka terdiri dari kelas 4 sebanyak 31 orang, kelas 5 sebanyak 17 orang dan kelas 6 sebanyak 32 orang.
Dirinya menambahkan, bangunan sekolah pernah mengalami perbaikan atapnya saja pada tahun 2008 silam.