Dikatakan Emil, pihaknya berharap dengan dibangunnya kawasan semipedestrian, perekonomian Kota Tasikmalaya dapat meningkat. Apalagi, lanjut Emil, sekarang pertumbuhan ekonomi Kota Tasikmalaya tertinggi di Jawa Barat.
"Dengan semakin banyak tempat untuk orang berjalan kaki akan menjadikan orang menghabiskan waktu lebih banyak sehingga roda perekonomian ditempat itu akan semakin berputar," katanya.
Baca Juga: Di Uniga, Menkop UKM Minta Perguruan Tinggi Mampu Mengevolusi Produk Dalam Negeri
Sebaliknya, tambah Emil, kalau tempat jalan kakinya minim dan semrawut orang biasanya tidak betah dan tidak nyaman sehingga ingin buru-buru pulang. "Nah ini saya pastikan dengan adanya kawasan semipedestrian ini masyarakat atau pengunjung akan betah dan akan berlama-lama di kota," ucap Emil.
Namun demikian, lanjut dia, tentunya untuk bisa seperti itu butuh waktu. "Artinya tidak akan ada tiba-tiba dalam seminggu terjadi keajaiban perilaku, keajaiban peningkatan ekonomi dan sebagainya tetapi butuh waktu. Nah untuk satu tahun ke depan harus ada evaluasi," katanya.
Menurutnya, sebagai pemimpin yang dilatarbelakangi arsitek pembangunan perkotaan, adanya pedestrian di pusat kota sudah sangat luar biasa. "Termasuk ini yang saya nilai cukup luar biasa dimana Pak Wali Kota membuat kawasan ini dengan tema payung raksasa dan kelom geulis," ucapnya.
Emil juga mengaku akan menyumbangkan desain pintu gerbang Cihideung. "Saya juga akan menyumbangkan desain untuk pintu gerbang Jalan Cihideung supaya nanti bisa full dijadikan tempat kuliner pada malam hari," ujar arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
"Saya yakin jika terus ada pembangunan seperti ini lima tahun ke depan Kota Tasikmalaya ini akan luar biasa. Untuk budgeting anggaran nanti kolaborasi saja," kata mantan Wali Kota Bandung itu menambahkan.*