Menurut Tarlim, saat ini di Pasir Heunceut tidak ada lagi pohon karet karena telah lama pohon-pohon karet itu ditebang oleh masyarakat setempat. Saat itu masyarakat takut dan khawatir Belanda akan menjajah lagi daerah tersebut.
"Pabrik karet itu milik Belanda, maka dari itu ditebang oleh masyarakat karena khawatir Belanda datang lagi untuk menjajah," tuturnya.
Baca Juga: Aplikasi Shopee Diduga Alami Gangguan, Pengguna Diminta Lakukan Ini
Sementara itu, Kepala Desa Margaharja, Warto, mengatakan, sebagai upaya untuk mengurangi kesan negatif, masyarakat setempat rencananya akan membuat menara mercusuar di Puncak Erfah di lokasi Pasir Heunceut tersebut.
"Ya kami perhalus (namanya) menjadi Puncak Erfah, meskipun nama Pasir Heunceut itu sudah melekat di telinga masyarakat Kecamatan Sukadana dan tidak bisa diubah karena rencananya bukit tersebut akan dijadikan tempat wisata yang nantinya akan menyuguhkan pemandangan alam," katanya.
Menurut Warto, lokasi Puncak Erfah itu adalah bekas penebangan pohon karet. Pihaknya dan masyarakat setempat tidak malu dengan sebutan Pasir Heunceut bagi bukit di daerahnya tersebut. "Kami sudah terbiasa dengan sebutan nama tersebut. Jadi kami sama sekali tidak malu. Namun, untuk memperhalus kesan negatif menjadi Puncak Erfah," ucapnya.*