"Keterpilihan di survei itu saya meraih 0,25 persen. Bagi saya secara pribadi, tidak meraih apa pun di survei itu tak apa-apa. Karena yang terpenting perolehan suara di TPS,” kata Atet.
“Apalah artinya meraih survei besar, jikalau suara di TPS nanti sedikit. Saya yakin, pemegang hak pilih di Banjar cerdas-cerdas," tambahnya.
Atet pun mengungkapkan keraguannya atas metode survei yang dilakukan oleh Tim Pusat Kajian Demokrasi dan Kebijakan Publik STISIP BP Banjar tersebut.
Baca Juga: Trending! Desta Raih Juara 1 Match Ping Pong VDkate Vindes Kalahkan Ariel Noah
Alasannya, 399 responden yang disurvei itu diyakini tak mewakili masyarakat secara luas atau pemegang hak pilih di Banjar. Misal keterwakilan berbagai profesi, usia maupun daerah secara detail.
"Kami harap hasil survei itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena survei itu membawa nama baik Lembaga Pendidikan, yaitu STISIP BP," ucap Atet.
Pengusaha muda ini juga mengatakan, dirinya siap menerima hasil survei itu jika dibenarkan aturan survei yang berlaku dan dijalani secara profesional.
"Kami ingin lembaga pendidikan bersikap netral, tak terjebak politik praktis yang bersifat kepentingan sesaat ketika Pemilu 2024 saja. Ini semua demi kebaikan lembaga pendidikan ke depan," ucap Atet.
Menurutnya, jika survei itu hanya untuk kepentingan akademik, internal lembaga pendidikan sebagai bahan penelitian dan tidak dipublikasikan, tentu tak akan menimbulkan kegaduhan elit politik di Banjar.